kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ICMI kecam pembantaian etnis Rohingya


Kamis, 07 September 2017 / 19:15 WIB
ICMI kecam pembantaian etnis Rohingya


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID -  Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengecam tindakan pembantaian kemanusiaan terhadap etnis Rohingnya yang dilakukan pemerintah Myanmar. ICMI meminta agar pihak Myanmar menghentikan kekerasan yang terjadi.

"ICMI meminta Pemerintah Myanmar segera membebaskan etnis Rohingya dari segala bentuk initimidasi dan diskriminasi yang dilakukan secara sistematis," ujar Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua Umum ICMI dalam keterangan tertulis, Rabu (6/9).

Menurut Priyo, tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya merupakan bagian dari tanggungjawab negara Asean dan keanggotaan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Oleh sebab itu, Asean dan OKI perlu berperan aktif menyuarakan usaha perdamaian.

"ICMI mendesak negara-negara yang tergabung dalam Asean dan OKI turut aktif mencari solusi yang adil, menyeluruh dan terpadu terhadap permasalahan etnis Rohingnya,” tegas Priyo.

Berkaitan dengan sikap pemerintah Indonesia, ICMI mendorong Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi dengan berbagai pihak turut aktif berperan, guna menyelesaikan masalah kemanusiaan etnis Rohingya.

"Khususnya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres dan Komisi Penasehat Khusus untuk Rakhine State, Koffi Anan," tambah Priyo.

Terkait upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah mengirim Retno Marsudi bertemu Aung San Suu Kyi dan pejabat tinggi Myanmar, Priyo berpendapat, langkah tersebut merupakan tindakan yang patut diapresiasi.

"Diharapkan upaya Menlu berdampak positif terhadap penyelesaian masalah Rohingya. Indonesia harus berperan aktif dan langkah diplomasi seperti ini akan mendongkrak peran Indonesia di kawasan ini," tuturnya.

ICMI juga mengajak semua masyarakat, LSM dan ormas untuk menggalang bantuan kemanusiaan dalam bentuk sumbangan dana, makanan, obat-obatan kemudian didistribusikan melalui lembaga resmi.

Sebagai informasi, sepekan terakhir sebanyak 400 orang etnis Rohingnya menjadi korban pembantaian junta militer Myanmar di negara bagian Rakhine. Sekitar 20 mayat perempuan dan anak-anak juga ditemukan di aliran sungai menuju Bangladesh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×