kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom soroti kemungkinan perang dagang global


Selasa, 07 Maret 2017 / 16:40 WIB
Ekonom soroti kemungkinan perang dagang global


Sumber: Antara | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Para ekonom menyoroti kemungkinan terjadinya perang dagang di tingkat global apabila negara-negara sasaran penerapan posisi kebijakan proteksionisme Amerika Serikat melakukan pembalasan.

"Kalau ada perang dagang, maka akan menyebabkan ketidakpastian yang akhirnya kemudian mengganggu pasar finansial di AS," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) Mari Elka Pangestu ditemui dalam acara simposium internasional di InterContinental, Jakarta, Selasa (7/3). 

Negara-negara yang menjadi sasaran kebijakan proteksionisme Presiden AS Donald Trump karena terjadi defisit perdagangan yaitu China, Korea Selatan, Jepang, Meksiko, dan Kanada.

Mari Elka berharap kemungkinan terjadinya perang dagang tersebut dapat diperlemah lewat dinamika dalam negeri AS terutama melalui para pebisnisnya yang masih menginginkan impor secara murah.

Walaupun Indonesia bukan merupakan sasaran kebijakan proteksionisme AS, dampaknya masih akan dirasakan secara tidak langsung karena rantai produksi perekonomian global saat ini telah membuat negara terhubung satu sama lain.

Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi CSIS (Center for Strategic and International Studies) Yose Rizal Damuri membenarkan, Indonesia akan mengalami dampak tidak langsung kebijakan AS meskipun tidak masuk sasaran regulasi.

Dia menjelaskan, 50% ekspor Indonesia ke China secara tidak langsung digunakan untuk ekspor lagi oleh Negeri Tirai Bambu tersebut ke negara-negara lain. Kondisi semacam itu juga terjadi dalam perdagangan dengan Korea Selatan (40%) dan Jepang (20%).

"Bayangkan kalau Jepang dan China terkena dampak proteksionis, maka kita akan terkena dampak secara tidak langsungnya itu. Akan lebih parah kalau terjadi perang dagang," kata Yose.

(Calvin Basuki)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×