kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada kejutan dari nilai peserta SBMPTN 2016


Selasa, 28 Juni 2016 / 16:33 WIB
Ada kejutan dari nilai peserta SBMPTN 2016


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2016, menyoroti ada perubahan mengejutkan dari sebaran nilai peserta seleksi. 

Hasil seleksi ini menegaskan, nilai tinggi ujian nasional sekolah menengah atas tak menjamin hasil yang sama akan didapat di SBMPTN. 

Sorotan pertama tertuju ke Jawa Barat. Peserta seleksi dari provinsi ini terpantau mendapatkan nilai melebihi peserta dari Jawa Timur. 

"Ini jarang terjadi," tegas Ketua Panitia SBMPTN Rochmat Wahab, saat konferensi pers di Gedung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta, Selasa (28/6/2016).

Menurut Rochmat, rata-rata nilai peserta berdasarkan asal wilayah ini dapat menggambarkan kualitas pendidikan di daerah. 

"Ada apa dengan Jawa Timur? Bali juga tidak masuk, padahal dalam ujian nasional mereka masuk (salah satu daerah) yang tertinggi nilainya," kata Rochmat.

Jawa Barat menyalip Jawa Timur dalam nilai rataan peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) kelompok Saintek. 

Jawa Barat bertengger di posisi lima dengan nilai rata-rata 591,69 dan Jawa Timur berada tepat di bawahnya dengan rata-rata skor 583,60.

"Jawa Barat biasanya paling bawah. Hal ini bisa dimaklumi karena tipografi daerahnya pegunungan," ucap Rochmat.

Karena ruang terbuka (open space) di Jawa Barat tak terlalu luas berdasarkan tipografi itu, lanjut Rochmat, kegiatan motorik anak juga cenderung terbatas. 

Akibatnya, kemampuan otak anak-anak di provinsi itu cenderung kurang berkembang pula ketimbang daerah yang memiliki banyak ruang terbuka.

"Selain itu (Jawa Barat) juga (sering) hujan. Itu mempengaruhi juga (terhadap perkembangan anak)," kata Rochmat. 

Peningkatan nilai rata-rati tersebut tentu pertanda baik. Pendidikan di Indonesia mulai merambah ke daerah-daerah.

"Kepulauan Bangka Belitung (Babel) juga tumben masuk ini. Bagus ini," tutur Rochmat.

Kepulauan Babel masuk di posisi 10 untuk kelompok Soshum dengan nilai rataan 543,76. Posisi 10 pada kelompok Saintek dipegang Riau dengan nilai 556,79.

Sementara itu, posisi satu di kedua kelompok diborong DKI Jakarta dengan nilai 623,91 pada kelompok Saintek dan 595,60 untuk Soshum. Rangking 2 hingga 4 juga berjajar nama daerah sama di dua kelompok Saintek dan Soshum, yaitu DI Yogyakarta, Banten, dan Jawa Tengah.

"Memang masih didominasi daerah Jawa dan Sumatera. Kalimantan belum ada, ini masih PR (pemerintah)," kata Rochmat.

Berikut ini adalah 10 besar peringkat rata-rata nilai tertinggi berdasarkan asal provinsi, untuk kelompok Sainstek:

1. DKI Jakarta, dengan rata-rata nilai 623,91.
2. Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan rata-rata nilai 611,07.
3. Banten, dengan rata-rata nilai 601,36.
4. Jawa Tengah, dengan rata-rata nilai 595,49.
5. Jawa Barat, dengan rata-rata nilai 591,69.
6. Jawa Timur, dengan rata-rata nilai 583,60.
7. Lampung, dengan rata-rata nilai 565,39.
8. Sumatera Barat, dengan rata-rata nilai 560,39.
9. Sumatera Selatan, dengan rata-rata nilai 558,16.
10. Riau, dengan rata-rata nilai 556,79.

Adapun untuk kelompok Soshum, berikut 10 besarnya:

1. DKI Jakarta, dengan rata-rata nilai 595,60.
2. Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan rata-rata nilai 588,81.
3. Banten, dengan rata-rata nilai 572,00.
4. Jawa Tengah, dengan rata-rata nilai 571,90.
5. Lampung, dengan rata-rata nilai 566,51.
6. Jawa Timur, dengan rata-rata nilai 565,41.
7. Jawa Barat, dengan rata-rata nilai 563,81.
8. Sumatera Selatan, dengan rata-rata nilai 553,86.
9. Sumatera Barat, dengan rata-rata nilai 548,24.
10. Kepulauan Babel, dengan rata-rata nilai 543,76.

(Penulis: Adhis Anggiany Putri S)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×