kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Volatilitas pergerakan CDS Indonesia berpotensi sulit diredam, ini penyebabnya


Selasa, 09 Oktober 2018 / 21:04 WIB
Volatilitas pergerakan CDS Indonesia berpotensi sulit diredam, ini penyebabnya
ILUSTRASI. CDS credit default swap risiko berinvestasi di Indonesia meningkat turun


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagaimana halnya kurs rupiah, volatilitas pergerakan Credit Default Swap (CDS) Indonesia sulit diredam di masa mendatang. Hal itu terjadi jika sentimen negatif dari dalam negeri seperti defisit transaksi berjalan belum bisa diatasi secara menyeluruh.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan, jika defisit transaksi berjalan masih berlanjut, risiko investasi Indonesia baru akan benar-benar turun apabila tekanan-tekanan eksternal seperti penguatan dollar AS dan kenaikan yield US Treasury mereda.

Yield US Treasury diyakini tidak bisa terus-terusan naik jika tidak ditunjang data ekonomi AS yang memadai. Pemerintah AS juga bisa dibayangi peningkatan cost of fund akibat kenaikan tersebut. “Yield US Treasury pasti ada resistance-nya, jadi ruang perbaikan CDS Indonesia masih tetap ada asalkan data domestiknya juga bagus,” ungkap Mikail, Selasa (9/10).

Sementara itu, Desmon Silitonga, Research Analyst Capital Asset Management menilai, di atas kertas persepsi risiko investasi Indonesia masih akan naik dalam beberapa waktu ke depan.

Sebab, secara umum masih banyak sentimen negatif secara global yang dapat mengancam kondisi pasar keuangan di negara-negara berkembang, terutama ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS.

Dia berpendapat, pemerintah kini mesti menjadi pemeran utama dalam upaya meredam volatilitas indikator-indikator penggerak CDS Indonesia seperti kurs rupiah. Pasalnya, penurunan cadangan devisa dari waktu ke waktu membuat Bank Indonesia tidak bisa lagi jor-joran mengintervensi rupiah ataupun menaikan suku bunga acuan secara agresif.

“Di saat pelemahan rupiah dan peningkatan risiko masih berlanjut, upaya pengendalian impor harus diwujudkan segera oleh pemerintah agar fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga,” paparnya.

Sebagai informasi, persepsi risiko investasi Indonesia yang tercermin melalui indeks Credit Default Swap (CDS) kembali mengalami tren kenaikan.

Mengutip Bloomberg, CDS Indonesia tenor 5 tahun pada perdagangan hari ini berada di level 147,31. Angka ini melonjak 13,21% dibandingkan posisi di akhir bulan lalu. Bahkan, kemarin (8/10) CDS Indonesia tenor 5 tahun menyentuh posisi tertingginya sejak 5 September 2018 di level 148,64.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×