Strategi TPID Bali tekan inflasi saat IMF-World Bank meeting

Minggu, 04 Maret 2018 | 11:36 WIB   Reporter: Arsy Ani Sucianingsih
Strategi TPID Bali tekan inflasi saat IMF-World Bank meeting

ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani tinjau persiapan pertemuan IMF dan Bank Dunia


DATA INFLASI - NUSA DUA. Bank Indonesia perwakilan Provinsi Bali, melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) punya strategi untuk menekan inflasi. Hal ini diperlukan lantaran pada bulan Oktober akan ada acara Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (WB).

Kepala kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Causa Iman Karana mengatakan, hal ini sudah menjadi perhatian TPID. “Event di bulan Oktober ini memang high season dan tekanan inflasi sudah kami antisipasi sebelumnya. Memang ada tambahan event yang besar ini,” ujarnya di nusa dua.

Causa menuturkan, BI Provinsi Bali telah memiliki pengalaman untuk mengantisipasi kebutuhan pangan di Bali dan pendatangnya. Seperti volatile food, di mana TPID BI Bali menyediakan stok pangan sebanyak tiga kali dari jumlah penduduk Bali.

“Karena Bali penduduknya sekitar 4 juta di tambah pengunjungnya baik yang asing dan domestik jadi sekitar 10 juta,” tambah Pak Cik sapaan akrabnya.
Demi memenuhi kebutuhan pangan, pihaknya melakukan kerja sama dengan berbagai daerah yang ada di Indonesia seperti Surabaya, Mataram, Sulawesi.

Sementara untuk pasokan beras, daerah Bali dapat memenuhi pasokan. Di sisi lain, bumbu-bumbu seperti cabai, bawang merah telah di kembangkan cluster cabai dan bawang merah. Cluster tersebut terdapat di Karang Asem dan Buleleng. “Dan kita juga akan membuat database terkait sentra-sentra tadi, sehingga pada saat di sini kekurangan kita bisa ambil dari daerah lain, atau nanti berhubungan dengan daerah di luar Provinsi Bali,” jelasnya.

Meski semuanya sudah siap, TPID BI Bali menghawatirkan harga tiket pesawat dan juga sewa rumah yang ada di sekitar acara tahunan IMF-WB. Untuk menangani hal tersebut, TPID BI Bali mengirimkan surat kepada Angkasa Pura Bali untuk menambah jumlah pesawat.

“Tapi alhamdulilah diakomodir dan dengan adanya penambahan jumlah pesawat dan jam kerja di sana sehingga bisa menambah supply. Dengan cara ini pada tahun lalu malah deflasi harga pesawatnya. Pola ini akan kami lakukan lagi,” ujar Pak Cik.

Hal ini dilakukan untuk memuluskan ambisinya menjadi TPID terbaik se-Indonesia timur, di mana pada tahun 2015 dan 2016 TPID Bali secara berturut-turut meraih penghargaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat

Terbaru