kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani waspadai dampak gagal bayar Evergrande ke ekonomi Indonesia


Kamis, 23 September 2021 / 12:54 WIB
Sri Mulyani waspadai dampak gagal bayar Evergrande ke ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah waspadai dampak gagal bayar Evergrande ke ekonomi Indonesia.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah mewaspadai dampak yang ditimbulkan akibat gagal bayar perusahaan asal China yakni Evergrande terhadap perekonomian Indonesia.

“Jadi kita harus melihat dengan mewaspadai apa yang terjadi di dalam perekonomian Tiongkok dengan adanya fenomena gagal bayar dari perusahaan Evergrande ini,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers, Kamis (23/9).

Sri Mulyani mengatakan, situasi tersebut menyebabkan risiko baru dalam stbilitas sektor keuangan di China yang berpotensi berimplikasi pada mitra dagangnya, termasuk Indonesia. Hal ini mengingat Evergrande merupakan perusahaan konstruksi kedua terbesar di China.

“Jumlah utangnya mencapai di atas US$ 300 miliar. Mereka akan mengalammi situasi yang sangat tidak mudah dan memiliki dampak yang luar biasa besar baik untuk perekonomian domestik di Tiongkok dan di dunia,” ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Pemegang saham terbesar kedua Evergrande berencana menjual seluruh saham

Sejauh ini, Sri Mulyani menyebut, perekonomian Indonesia terus terakselerasi.  Perbaikan ekonomi terlihat dari sisi konsumsi dan produksi yang menunjukkan pertumbuhan. Tanda aktivitas ekonomi tambah bergeliat.

Alhasil, Sri Mulyani memprediksi perekonomian Indonesia pada kuartal III-2021 di rentang 4%-5% year on year (yoy). Kemudian mengalami pertumbuhan lebih tinggi di kuartal IV-2021.

Secara keseluruhan tahun 2021, Sri Mulyani juga masih optimistis ekonom tumbuh 3,7%-4,5% yo. Meskipun beberapa lembaga internasional telar merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dari sebelumnya 5,1% yoy menjadi 4,9% yoy.

Selanjutnya: Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 lebih rendah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×