kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani minta aset negara dikelola baik


Kamis, 03 November 2016 / 19:47 WIB
Sri Mulyani minta aset negara dikelola baik


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap keberadaan aset negara yang tercatat dalam neraca keuangan negara bisa dikelola sebaik-baiknya. Tujuannya, supaya bisa menciptakan nilai tambah, meningkatkan kegiatan ekonomi nasional.

Aset tersebut mislanya, yang selama ini berada di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik negara (BUMN). "Kekayaan negara dan BUMN harus dipisahkan," ujar Sri Mulyani, Kamis (3/11).

Menurutnya, selama ini banyak ketidakjelasan pengelolaan aset negara yang berada di bawah pengelolaan BUMN. Sebagi contoh, lahan yang dibeli oleh Badan Layanan Umum (BLU) manajemen Aset yang selalu melakukan pembelian tanah untuk kepentingan pemerintah.

Pembelian itu akan menambah jumlah aset negara, tapi di sisi lain pengelolaannya di bawah BUMN. Nah, aset-aset itu diharapkan bisa dikelola oleh BUMN tidak didiamkan, meskipun sebagai aset negara.

Sri Mulyani dalam waktu dekat rencananya akan membuat aturan mengenai hal tersebut. Sementara itu menurut Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Sonny Loho bilang, saat ini jumlah kekayaan negara yang tercatat senilai Rp 5.825 triliun.

Aset itu tercatat berasal di berbagai daerah, termasuk yang ada di Kemneterian/Lembaga (K/L) dan BUMN. Dia menilai masih banyak aset yang belum dipotimalkan untuk kegiatan ekonomi.

Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam mengatakan, seharusnya BUMN memang bisa meningkatkan kapitalisasi aset yang mereka miliki. Setidaknya bisa dilibatkan dalam kegiatan bisnis mereka.

Terutama aset yang memang disuntikan negara kepada BUMN, dengan harapan menambah leverage aset. Apalagi, beberapa BUMN sudah melakukan revaluasi aset yang membuat nilainya meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×