kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal pembukaan gelombang 22 kartu prakerja, ini penjelasan PMO kartu prakerja


Senin, 27 September 2021 / 16:12 WIB
Soal pembukaan gelombang 22 kartu prakerja, ini penjelasan PMO kartu prakerja
ILUSTRASI. Warga mencari informasi tentang pendaftaran program Kartu Prakerja. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Head of Communications Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Louisa Tuhatu menjelaskan, pihaknya akan terus memantau kepesertaan yang dicabut dari gelombang 18 sampai gelombang 21 karena tidak membeli pelatihan pertama dalam waktu 30 hari setelah dinyatakan lolos sebagai peserta Prakerja.

“Nanti total kepesertaan yang dicabut akan dipulihkan dalam gelombang tambahan. Kapan gelombang tambahan itu dibuka akan ditentukan kemudian,” ujar Louisa, Rabu (22/9).

Louisa mengatakan, peserta gelombang 21 masih memiliki 30 hari sejak 22 september lalu untuk membeli pelatihan pertama. Jika tidak segera membeli pelatihan pertama, maka kepesertaan akan dicabut.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan, dalam pelaksanaannya, Kartu Prakerja menjalin kolaborasi dengan banyak pihak. Baik pemerintah maupun lembaga pemberi pelatihan.

Baca Juga: Menaker Ida Fauziyah tegaskan bantuan subsidi upah tak dikenai potongan

“Kami membuka kesempatan luas bagi semua lembaga pelatihan, baik di pusat maupun daerah, untuk bergabung dalam ekosistem Prakerja,” ujar dia.

Denni memaparkan, Program Kartu Prakerja memberikan dampak signifikan bagi masyarakat khususnya di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19. Program kartu prakerja telah memasuki gelombang ke-21 dan menjangkau lebih dari 11,4 juta penerima manfaat dari 514 kabupaten dan kota seluruh Indonesia.

Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan, diwujudkan dalam bentuk pelatihan yang berlangsung daring di masa pandemi, di samping bantuan sosial tunai.

Program ini ditujukan bagi pencari kerja, pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“Antusiasme masyarakat tiap gelombang selalu tinggi. Hingga saat ini, kami telah menerima sekitar 75 juta pendaftar, yang kemudian diseleksi. Pada semester I 2021, 99% peserta telah menyelesaikan pelatihan Prakerja,” terang Denni.

Doktor ekonomi lulusan University of Colorado at Boulder, Amerika Serikat, itu menekankan, tujuan utama program Kartu Prakerja adalah memberikan pancing dalam bentuk pelatihan peningkatkan kompetensi, bukan memberikan ikannya.

“Namun, jika ada peserta yang juga mengharapkan insentifnya, tentu saja itu manusiawi, mengingat kondisi pandemi yang menyulitkan banyak orang. Sebagai upaya pendampingan, kami terus memberikan edukasi, sosialisasi, juga rekomendasi pekerjaan, sesuai keterampilan yang didapatkan peserta saat mengikuti pelatihan,” pungkas Denni.

Seperti diketahui, pada semester II 2021 ini, kuota peserta Kartu Prakerja direncanakan sebanyak 2,8 juta peserta. Peserta Kartu Prakerja akan mendapatkan insentif berupa bantuan dari pemerintah senilai Rp 3,55 juta.

Dari jumlah tersebut, rinciannya sebanyak Rp 1 juta untuk uang bantuan pelatihan, Rp 600.000 adalah insentif pasca-pelatihan yang diberikan per bulan selama empat bulan, dan insentif survei sebesar Rp 50.000 untuk tiga kali survei.

Selanjutnya: Lolos Kartu Prakerja Gelombang 21, segera beli pelatihan, ini caranya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×