kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak racikan bisnis Dexa di pasar obat herbal


Minggu, 01 Oktober 2017 / 14:59 WIB
Simak racikan bisnis Dexa di pasar obat herbal


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun ini PT Dexa Medica terus mengembangkan bisnis obat herbal. Terbaru, hari ini produsen farmasi ini meluncurkan Herbal Pain.

General Manger Consumer Health Dexa PT Dexa Medica, Andrew Sulistya menjelaskan untuk strategi segmen awal penjualan ditujukan ke konsumen wanita. "Khususnya para Ibu yang menyukai gaya hidup sehat. DI negara lain pun pendekatannya mirip," kata Andrew, Minggu (1/10).

Untuk obat sakit kepala menurutnya saat ini dikuasai oleh obat kimia. Oleh karena itu, Dexa menargetkan bisa menguasai 5% pangsa pasar obat sakit kepala lewat produk herbal.

Menurutnya di Indones kategori obat over the counter (OTC) herbal penjualan terbesar di obat batuk. Disusul obat sakit kepala. "Oleh karena itu kami fokus luncurkan di obat herbal modern ynang nantinya akan ada obat maag, flu dan seterusnya," lanjut Andrew.

Tak hanya domestik, Dexa juga berencana mengekspor produk herbal. Apalagi produsen obat Stimuno ini sebelumnya hanya mengekspor obat resep saja. Terutama di Asia seperti di Singapura, Filipina, Kamboja, Myanmar serta di negara Afrika seperti Nigeria. "Ekspor kami tidak mematok target," katanya.

Meski daya beli konsumer melambat, menurut Andrew pertumbuhan industri farmasi nasional masih bertumbuh. Apalagi produk OTC menurutnya pertumbuhannya lebih cepat ketimbang produk ethical.

Hanya saja produk ethical menurutnya masih pendulang pendapatan utama dari grup Dexa. Disamping karena banyak masuk proyek Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang secara volume tinggi. "Makanya Dexa pertumbuhan stabil walaupun marjin dari E-catalog kecil tapi volume besar," katanya.

Tahun ini Dexa menargetkan pertumbuhan searah dengan pertumbuhan farmasi nasional. Dari catatan KONTAN, tahun ini Dexa menargetkan pertumbuhan single digit.

Sebagai informasi, ini Dexa punya 5 site pabrik. Pabrik utama di Palembang, kemudian di Jawa ada di Karawang. Serta di Cikarang, Dexa punya tiga site pabrik.

Executive Director DLBS, Raymond Tjandrawinata, Executive Director Dexa Laboratories of Biomelecular Sciences menjelaskan Dexa terus mengembangnkan produk herbal sejak 10 tahun terakhir.

Menurutnya, portfolio produk dalam saat ini sudah mencapai 11 produk. "Investasi pengembangan produk herbal tiap tahun kami lalukan. Kira-kira sebesar Rp 200 miliar per tahun yang dananya dari internal," kata Raymond kepada KONTAN, (1/10)

Mengutip data dari Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI., pada 2006 pasar obat herbal di Indonesia mencapai Rp 5 triliun. Tahun 2007 meningkat menjadi Rp 6 triliun, Tahun 2008 naik lagi menjadi Rp 7,2 triliun. Pada 2012 mencapai Rp 13 triliun atau sekitar 2% dari total pasar obat herbal di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×