kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak katalis yang berpotensi kerek pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2021


Kamis, 13 Mei 2021 / 06:10 WIB
Simak katalis yang berpotensi kerek pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2021


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 diprediksi dapat kembali tumbuh setelah mengalami kontraksi di empat kuartal berturut-turut. Menurut ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, hal tersebut sejalan dengan pemulihan ekonomi yang ditunjukan sejumlah mitra dagang utama Indonesia. 

Lihat saja ekonomi China, Amerika Serikat (AS), dan Korea Selatan yang terus menunjukkan pemulihan pada kuartal kedua ini. Bahkan, pemulihan tersebut merupakan lanjutan kinerja ekonomi yang solid sejak kuartal pertama lalu. Di mana, China berhasil tumbuh positif 18,3% year on year (yoy), AS tumbuh positif tipis 0,4%, dan Korea Selatan tumbuh 1,8%.

“Hingga kini indikator terkini menunjukkan pemulihan dan ini tak lepas dari besaran stimulus yang masih berlanjut dan akses ke vaksinasi yang sangat baik, ditambah low base effect karena pandemi di tahun lalu,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (10/5).

Hal ini tentu akan berpeluang untuk menaikkan ekspor Indonesia di kuartal kedua dengan cukup signifikan karena berpotensi adanya peningkatan permintaan dari negara-negara tersebut.

Baca Juga: BI proyeksi inflasi Mei 2021 sebesar 0,15%

Tak hanya itu, Faisal juga memandang potensi peningkatan ekspor datang dari tren kenaikan harga komoditas andalan ekspor Indonesia.

Namun, ia mengingatkan adanya risiko yang datang dari tsunami Covid-19 di India. Apalagi, secara ekspor, besar ekspor Indonesia ke India berada di kisaran 7% dari total ekspor dengan komoditas utama batubara dan CPO.

Tentu dengan penutupan aktivitas ekonomi di India bisa menurunkan volume ekspor Indonesia. Namun kabar baiknya, penurunan volume ini masih bisa diselamatkan oleh peningkatan harga komoditas.

Ke depan, Faisal tetap mengingatkan pemerintah untuk tetap waspada akan kasus Covid-19 varian baru. Jangan sampai, Indonesia diterjang badai Covid-19 baru yang memiliki daya tular tinggi.

Karena, bila ini terjadi di Indonesia, tak hanya ekspor saja yang keok, tetapi sendi perekonomian juga akan terganggu sehingga pemulihan ekonomi Indonesia akan terdampak.

“Pemerintah harus memperhatikan ini. Namun, sejauh ini pemulihan ekonomi sudah terlihat sehingga di paruh kedua masih dengan asumsi ekspor meningkat dan impor ikut meningkat karena permintaan naik, sehingga surplus neraca dagang akan mengecil,” tandasnya

Selanjutnya: Lebaran dan Diversifikasi Konsumsi Pangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×