kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen eksternal dan internal pengaruhi pergerakan rupiah hari ini


Senin, 24 Juni 2019 / 20:51 WIB
Sentimen eksternal dan internal pengaruhi pergerakan rupiah hari ini


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal dan internal sepertinya masih menjadi katalis pergerakan rupiah pada hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, pada Senin (24/6) rupiah ditutup menguat tipis 0,06% di level Rp 14.147 per dollar Amerika Serikat (AS). 

Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) mata uang Garuda melemah 0,34% menjadi Rp 14.165 per dollar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan sentimen dari sikap dovish The Fed masih buat rupiah tersokong. Penurunan suku bunga acuan The Fed dipercaya akan dilakukan dalam waktu dekat.

Mengutip CME Fedwatch, probabilitas suku bunga acuan The Fed turun 25 basis poin pada rapat the Federal Open Market Committee (FOMC) edisi Juli mencapai 71,9%. Sementara ada pula kemungkinan sebesar 28,1% dimana suku bunga acuan diturunkan hingga 50 basis poin.

Kata Ibrahim data tersebut menunjukkan bahwa kini sebagian besar pelaku pasar yakin bahwa suku bunga The Fed akan turun bulan depan. Lebih lanjut dia bilang penurunan suku bunga merupakan kabar baik di pasar saham karena membuat ruang yang lebih untuk meningkatkan laba emiten.

Selain itu, penurunan suku bunga juga merupakan pertanda bahwa investasi di pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia akan menggiurkan. “Karena dunia usaha akan lebih ekspansif ke depan,” kata Ibrahim, Senin (24/6).

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia bulan Mei 2019 surplus sebesar US$ 207,6 juta. Surplus neraca perdagangan kali ini, disebabkan oleh surplus nonmigas sebesar US$ 1,18 miliar, sementara defisit migas sebesar US$ 977,6 juta.

Dengan demikian, neraca perdagangan sepanjang Januari-Mei 2019 tercatat defisit US$ 2,14 miliar. 
Penyebabnya masih didorong oleh defisit migas yang semakin membengkak mencapai US$ 3,7 miliar di tengah surplus nonmigas sebesar US$ 1,6 miliar. 

Kata Ibrahim, sentimen ini bersifat netral, tidak terlalu menstimulus rupiah, makanya saat ini mata uang Garuda menguat tipis.

Pekan ini fokus pasar akan tertuju kepada pertemuan AS-China dalam forum KTT G20 di Osaka, Jepang pada tanggal 28-29 Juni yang akan datang. Pasar mengharapkan ini dapat menyelesaikan sengketa perdagangan mereka.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan bertemu di KTT untuk membahas masalah-masalah terkait perdagangan.

Namun, hanya beberapa hari menjelang KTT, AS menempatkan lima entitas teknologi China lainnya dalam daftar hitam perdagangan, meningkatkan ketidakpastian apakah kesepakatan perdagangan dapat dicapai.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim meramal mata uang Garuda bakal ditransaksi cenderung melemah di level Rp 14.127-Rp 14.190 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×