kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Senat AS tegur Presiden Trump atas rencana penarikan pasukan dari Suriah


Jumat, 01 Februari 2019 / 09:23 WIB
Senat AS tegur Presiden Trump atas rencana penarikan pasukan dari Suriah


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON.  Senat Amerika Serikat (AS) menegur Presiden AS Donald Trump terkait rencananya menarik pasukan AS dari Suriah. Senat yang dipimpin Partai Republik memberikan teguran dalam bentuk legislasi simbolis (symbolic legislation) pada hari Kamis (31/1) yang isinya menentang penarikan pasukan AS dari Suriah dan Afganistan.

Dalam pemungutan suara di senat sebanyak 68 suara mendukung amandemen yang tidak mengikat, yang dirancang Pemimpin Mayoritas Partai Republik Mith MnConnel yang mengatakan keprihatinan senat bahwa kelompok-kelompok militan Isla di kedua negara terus menimbulkan ancaman serius bagi AS. Sementara 23 suara di Senat menolak amandemen tersebut.

Seperti diberitakan Reuters, pemungutan suara ini merupakan suatu prosedur untuk menghindari perdebatan berkepanjangan. Artinya amandemen ini akan ditambahkan pada RUU keamanan Timur Tengah yang lebih luas yang kemungkinan akan munul untuk pemungutan suara Senat pada akhir pekan depan.

Amandemen tersebut mengakui kemajuan Negara Islam dan al-Qaeda di Surian dan Afganistan, tapi memperingatkan bahwa penarikan pasukan AS yang cepat tanpa upaya efektif mengamankan hasil yang didapat akan menimbulkan ketidak stabilan di kawasan tersebut  dan menciptakan kekosongan kekuatan yang berpotensi diisi oleh Iran dan Rusia.

Amandemmen undang-undang sekaligus menyerukan kepada administrasi Trump penarikan pasukan boleh dilakukan bila persyaratan terpenuhi yakni 'kekalahan abadi' kelompok militan sebelum penarikan pasukan secara signifikan dilakukan di Suriah dan Afganistan.

Keputusan Senat pada Kamis kemarin menandai kedua kalinya dalam dua bulan terakhir Senat yang dipimpin Partai Republik  mengambil sikap bertentangan dengan kebijakan luar negeri presiden Trump, meskipun undang-undang untuk mengubah kebijakannya belum menjadi undang-undang.

Pada bulan Desember, di tengah keberatan Trump, Senat tetap memilih mengakhiri dukungan militer AS  dalam perang di Yaman yang dipimpin Arab Saudi dan Senat menyalahkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Namun, langkah Desember tidak melangkah lebih jauh, karena tidak pernah muncul untuk pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat, kemudian dipimpin oleh sesama Republikan.

Dampak potensial atas pemungutan suara Kamis juga tidak pasti, karena amandemen yang ditawarkan McConnell tidak mengikat dan tidak ada indikasi kapan, jika pernah, RUU keamanan Timur Tengah yang lebih luas akan muncul untuk pemungutan suara di DPR.

Trump telah memutuskan menarik 2.000 tentara AS dari Suriah dengan alasan militan Negara Islam tidak lagi menimbulkan ancaman. Trump mengatakan di Twitter pada hari Rabu, "Kami telah mengalahkan mereka" ketika ia membantah kesaksian Senat oleh direktur intelijen nasionalnya, Dan Coats, pada hari Selasa bahwa kelompok itu masih menjadi ancaman. 

Trump mengatakan, sebelumnya pada hari Kamis bahwa ia akan membawa pulang pasukan AS jika kesepakatan damai dicapai untuk mengakhiri perang selama 17 tahun di Afghanistan. AS dan Taliban telah membuat sketsa garis besar untuk perjanjian perdamaian akhirnya, seorang utusan khusus AS mengatakan pada hari Senin, tetapi tidak ada tanda bahwa kelompok pemberontak telah menerima tuntutan utama AS.




TERBARU

[X]
×