kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sempat menyusut, BNI pede NIM bakal menggemuk lagi tahun ini


Kamis, 25 April 2019 / 16:46 WIB
Sempat menyusut, BNI pede NIM bakal menggemuk lagi tahun ini


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati margin bunga bersih (net interest margin/NIM) sempat mengalami penyusutan pada tahun 2018 akibat adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), sejumlah bank menilai ruang peningkatan NIM di tahun ini masih terbuka.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mencatatkan penurunan NIM pada kuartal I 2019 secara tahunan dari 5,4% menjadi 5%. Posisi NIM bank berlogo 46 ini juga menyusut bila dibandingkan dengan akhir tahun 2018 yang tercatat mencapai 5,3%.

Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menjelaskan NIM tersebut menurun lantaran pada tahun 2018 tingkat bunga acuan BI mengalami peningkatan cukup besar mencapai 175 basis poin (bps) menjadi 6%. Meski begitu, menurut Anggoro tahun lalu BNI memilih untuk menahan suku bunga kredit alias tidak ditingkatkan sama sekali.

"NIM akan naik tahun ini, karena kemarin (2018) kita belum naikkan bunga kredit sama sekali. Tahun ini baru akan disesuaikan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/4). Ia juga mengatakan, pada awal Maret 2019 BNI sebenarnya sudah menaikkan bunga kredit di beberapa debitur sebanyak 50-55 bps. Nantinya memasuki kuartal II 2019 ini, bank bersandi bursa BBNI (anggota indeks Kompas100) ini bakal kembali menaikkan tingkat bunga kredit sebesar 50-55 bps.

"Sekarang bunga kredit baru naik di 10% dari total portofolio kredit, mungkin kita akan naikan 20%-30% dari total portofolio," sambungnya.

Dus, dengan pertimbangan tersebut Anggoro optimis tingkat margin bunga bersih perseroan mampu ditingkatkan pada level 5,2%-5,3% di akhir tahun 2019.

Sebagai informasi saja, bila merujuk pada laporan keuangan perseroan. Penyusutan NIM BNI terjadi lantaran tingkat beban bunga yang mengalami peningkatan dari Rp 4,17 triliun menjadi Rp 4,34 triliun atau naik sebanyak 27,9% secara year on year (yoy).

Sementara itu pendapatan bunga perseroan tumbuh lebih pelan menjadi Rp 14,2 triliun alias naik 12,1% secara yoy dari tahun sebelumnya Rp 12,67 triliun.

Kendati demikian, BNI tetap mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 4,07 triliun di kuartal pertama tahun lalu atau meningkat 11,5% dari perolehan tahun sebelumnya Rp 3,65 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×