kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sedang ngetren, Cheese Tea jadi cuan usaha baru masyarakat


Minggu, 14 Juli 2019 / 07:45 WIB
Sedang ngetren, Cheese Tea jadi cuan usaha baru masyarakat


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha minuman kian menggeliat di tanah air. Cheese Tea alias teh keju jadi peluang usaha baru yang menguntungkan untuk masyarakat.

Belakangan minuman Cheese Tea jadi buruan para penggemar dessert. Sebagian orang bahkan rela antri hingga satu jam untuk mendapatkan satu gelas Cheese Tea.

Dimas Herlambang, Founder UnYu Cheese Tea mengaku minuman ini tengah jadi trend. Sehingga, wajar bila gerai Cheese tea dipenuhi oleh konsumen. "Konsumen penasaran ingin mencoba karena minuman ini unik, perpaduan antara teh dengan cream keju," kata Dimas.

Baca Juga: Cerita pengelola Sate Khas Senayan, dadakan jadi tempat Jokowi dan Prabowo bertemu

Thamrin Sugari, Pemilik KIMI Cheese Tea menjelaskan minuman ini sudah dikenal sejak tahun 2017 lalu. Namun, baru pertengahan tahun lalu Cheese Tea ngetrend di kalangan masyarakat. "Ngetrendnya Cheese Tea dipengaruhi semakin banyaknya pemain baru yang bermunculan," kata Thamrin.

Meski semakin banyak jumlah penjual Cheese Tea, Thamrin mengaku suasana persaingan masih terkendali. Alasannya, setiap brand Cheese Tea mempunyai pasar masing-masing.

Baca Juga: Mencicipi lezatnya bakso Mang Bandi

Dimas pun sependapat dengan Thamrin. Pemilik UnYu ini bilang suasana persaingan masih sehat dan masih ada peluang untuk berkembang.

Pengusaha wajib kreatif dan inovatif

Meski persaingan belum terasa ketat, tidak membuat para pengusaha Cheese Tea dapat berleha-leha. Mereka saling memasang strategi untuk mengembangkan usaha sehingga bisa tetap eksis.

Dimas mengaku setiap tiga bulan sekali selalu menghadirkan minimal satu menu baru. "Karena konsumen kami adalah millenial yang cenderung dinamis jadi kami harus mengikuti selera mereka," jelasnya.

Sekarang, UnYu menjual enam varian Cheese Tea, Yuzu orange chizu jadi menu paling best seller. 

Selain itu, Dimas getol melakukan digital marketing melalui berbagai media sosial salah satunya Instagram. Dengan harapan, mereka dapat mengundang datangnya para konsumen baru. Dan, lebih mendekatkan brand UnYu dengan konsumen.

Baca Juga: Ini sembilan langkah cermat menurunkan angka kolesterol jahat

Sekedar info, UnYu mulai beroperasi sekitar awal tahun 2019. Meski masih berumur jagung, Dimas sudah mengoperasikan 70 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.

Membidik konsumen kelas menengah ke bawah, Dimas membandrol harga UnYu mulai dari Rp 7.000 - Rp 15.000 per gelas.

Lain cerita dengan Thamrin, dia memilih untuk menyasar konsumen kalangan menengah ke atas. Dia pun mematok harga jual minumannya mulai dari Rp 25.000 sampai Rp 35.000 per gelas.

Agar bisnis tetap eksis, Thamrin rajin menciptakan varian menu baru. Umumnya, dia menciptakan satu menu baru per tiga bulan. White Rabbit merupakan menu yang baru rilisnya sebulan lalu.

Baca Juga: Menyeduh kesegaran fulus dari minuman jahe

Lainnya, dia memilih untuk menawarkan berbagai promo untuk menarik datangnya pembeli baru. Misalnya, dia memasang promo paket combo Cheese Tea.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×