kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah tertekan defisit neraca dagang dan perang dagang


Jumat, 17 Mei 2019 / 17:47 WIB
Rupiah tertekan defisit neraca dagang dan perang dagang


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah dalam sepekan ini masih melemah meski dalam dua hari terakhir rupiah menguat tipis terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (17/5), rupiah menguat 0,01% ke Rp 14.450 per dollar AS. Dalam sepekan rupiah melemah 0,86%.

Sedangkan pada website Bank Indonesia, kurs tengah rupiah tercatat melemah 0,07% ke Rp 14.469 per dollar AS. Sementara, dalam sepekan rupiah tercatat melemah 0,85%.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, sentimen utama yang memengaruhi pelemahan rupiah sepekan ini adalah faktor global. Dollar AS pun menguat dibalik konflik perang dagang AS dan China yang semakin memanas setelah Donald Trump, Presiden Amerika Serikat mengkritisi adanya ancaman teknologi dan membatasi kegiatan perusahaan Huawei di AS.

Sementara, dari dalam negeri, Faisyal menilai langkah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di 6% juga memicu aksi jual rupiah. "BI kurang memberi perhatian lebih pada kondisi rupiah yang melemah cukup signifikan dan pelaku pasar merasa kurang puas akan tindakan BI tersebut, karena tidak ada tindakan pencegahan pelemahan rupiah," kata Faisyal, Jumat (17/5).

Di pekan depan, Faisyal memproyeksikan rupiah masih akan melemah karena pelaku pasar masih mengantisipasi seperti apa hasil pengumuman Komisi Pemilihan Umum yang kini ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia.

Selain itu, perkembangan perang dagang AS dan China juga Faisyal proyeksikan masih berlanjut. Belum lagi ada gejolak memanasnya politik di Timur Tengah. "Pelaku pasar juga menantikan minute FOMC yang memberi arahan seperti apa kebijakan The Fed di tengah desakan Trump yang menginginkan suku bunga AS turun," kata Faisyal.

Faisyal memproyeksikan, rupiah bergerak melemah direntang Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.550 per dollar AS dalam sepekan ke depan.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menambahkan, pelemahan rupiah sepekan ini karena pengaruh data neraca perdagangan yang defisit US$ 2,5 miliar di periode April.

Di ujung pekan ini, rupiah bergerak naik karena adanya kabar Trump akan menunda pemberlakuan impor otomotif hingga enam bulan ke depan pada produk Eropa.

David mengatakan, pengumuman hasil pemilu Indonesia dan data tenaga kerja AS akan menyetir arah pergerakan rupiah pekan depan. Dia memproyeksikan rupiah di pekan depan masih akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan flat di rentang Rp 14.400 per dollar AS hingga Rp 14.550 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×