kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Roadmap industri 4.0 terbit Desember, apa itu?


Selasa, 19 September 2017 / 21:03 WIB
Roadmap industri 4.0 terbit Desember, apa itu?


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Sistem industri 4.0 dinilai dapat memberi keuntungan bagi sektor manufaktur. Kementerian Perindustrian beberapa waktu lalu menjelaskan dengan sistem tersebut dapat menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi sebesar 12%-15%.

Untuk itu, industri perlu menerapkan kegiatan di bidang penelitian dan pengembangan yang mampu mengintegrasikan dunia online dan lini produksi dengan memanfaatkan internet sebagai penopang utamanya.

Hanya saja tak semua industri dapat menggunakan sistem tersebut. Menurut Herman Supriadi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual, Kementerian Perindustrian menjelaskan bila suatu industri seperti farmasi menggunakan sistem tersebut setengah saja maka hasilnya tidak akan maksimal.

"Bahkan produktivitas bisa menurun bila setengah-setengah," kata Herman, Selasa (19/9).

Menurutnya perlu ada penguatan dari sisi automasi teknologi yang sudah diterapkan di sistem industri 3.0. Lalu industri nasional dapat menggunakan teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality.

"Oleh karena itu kita menargetkan 8 desember nanti road map industri 4.0 bisa terealisasi dan tahun depan dapat diimplementasikan," katanya.

Hal ini menurutnya agar tahun 2020 Indonesia tidak ketinggalan dengan negara maju dalam G-20. Mengingat pada tahun tersebut diprediksi persaingan ekonomi sempurna akan terjadi.

Faisal Basri, salah satu ekonom Universitas Indonesia menganggap saat ini industri seperti pariwisata yang berpotensial untuk penerapan industri 4.0. Hal ini mengingat aplikasi Air BnB misalnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat disamping peningkatan jumlah pariwisata.

"Industri kesehatan dan pertanian pun sebenarnya potensial," kata Faisal, Selasa (19/9).

Hanya saja menurutnya banyak pekerjaan rumah. Menurutnya sistem 4.0 yang dipengaruhi globalisasi sering berbenturan dengan aturan impor yang ketat oleh Indonesia. Selain itu aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menurutnya sudah kuno dalam sistem tersebut.

"Ekonomi kita butuh industri 4.0 supaya jadi jalan baru saat industri komoditas dan tekstil yang tidak bisa diandalkan lagi," kata Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×