Ribuan hektare lahan gambut terbakar, kabut asap dikhawatirkan ke Malaysia

Kamis, 21 Februari 2019 | 06:37 WIB   Reporter: Wahyu Tri Rahmawati
Ribuan hektare lahan gambut terbakar, kabut asap dikhawatirkan ke Malaysia


KEBAKARAN LAHAN - PEKANBARU. Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, masih belum bisa teratasi. Berikut empat fakta kasus karhutla di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis.

1. Ribuan hektare lahan gambut terbakar

Luas lahan gambut yang terbakar di Kecamatan Rupat sudah hampir mencapai ribuan hektare. Kebakaran terjadi di Kelurahan Terkul, Kelurahan Pergam, Desa Sri Tanjung, Desa Teluk Lecah dan Desa Kebumen.

Komandan Regu III Manggala Agni Daops Dumai Hamdani mengatakan, di Kelurahan Terkul luas lahan yang terbakar sekitar 400 hektare, Kelurahan Pergam 360 hektare, Desa Sri Tanjung sekitar 80 hektare, Desa Teluk Lecah 50 hektare dan Desa Kebumen sekitar 40 hektare. "Kami bersama kepolisian, TNI, damkar dan masyarakat peduli api (MPA) terus berupaya melakukan pemadaman api," ungkap Hamdani, Rabu (20/2).

2. Kebakaran makin parah

Akibat kondisi cuaca sangat panas dan angin kencang, bencana karhutla di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, makin parah. Pantauan Kompas.com, Rabu (20/2/), kebakaran lahan gambut terdapat di Kelurahan Pergam.

Di sana, lahan kosong sangat luas dan terbakar. Kabut asap sangat tebal di lokasi kebakaran tersebut. Sebab, api yang ada di dalam gambut masih menyala.

Apalagi hari ini cuaca panas yang membuat gambut dan semak belukar semakin mengering dan sangat mudah terbakar. Ditambah lagi dengan tiupan angin sangat kencang. Sebab, wilayah ini berada di dekat laut Perairan Selat Malaka.

Puluhan petugas gabungan dari Manggala Agni, kepolisian, Damkar dan masyarakat peduli api (MPA) di wilayah Kecamatan Rupat, tampak berjibaku mematikan api dengan menggunakan mesin pompa air. Komandan Regu III Manggala Agni Daops Dumai Hamdani mengaku, hari ini karhutla di Kelurahan Pergam bertambah parah. "Untuk hari ini bertambah parah. Sebab, cuaca sangat panas angin kencang," akui Hamdani saat diwawancarai Kompas.com di lokasi kebakaran.

Dia mengatakan, sebelumnya api dipermukaan lahan gambut sudah padam. Hanya saja tinggal di bagian bawahnya.

3. Petugas kesulitan padamkan api

Tim Satgas Karhutla kesulitan mematikan api kebakaran lahan gambut di Kelurahan Pergam, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau. Pasalnya, kondisi karhutla saat ini semakin parah. "Kami bersinergi untuk memadamkan karhutla di Kelurahan Pergam ini. Kami terus berusaha supaya kebakaran ini tidak berdampak kepada lingkungan, baik di Kecamatan Rupat maupun ke wilayah lain," kata Kapolsek Rupat AKP Masrial kepada Kompas.com saat ditemui di lokasi karhutla, Rabu (20/2).

Dia mengatakan, pemadaman dilakukan hampir setiap hari dengan menggunakan beberapa unit mesin pompa air. "Kami sudah sepekan mematikan api di sini. Alat pemadaman ada dari kepolisian, damkar kabupaten (Bengkalis), pemerintah kecamatan dan Manggala Agni," sebutnya.

Masrial mengaku untuk pemadaman karhutla sangat sulit dilakukan. "Banyak semak belukar dan gambut yang harus kita lewati untuk menjangkau titik api. Kabut asap pekat, sulit untuk memadamkannya," kata Masrial.

4. Kabut asap dikhawatirkan mengarah ke Malaysia

Kabut asap karhutla di Kecamatan Rupat, Bengkalis, Riau, dikhawatirkan mengarah ke wilayah Malaysia. Sebab, kecamatan Rupat berbatasan langsung dengan Negeri Jiran itu yang dibatasi perairan Selat Malaka.

Oleh karena itu, tim satgas karhutla berjibaku untuk memadamkan api dengan kekuatan penuh. "Kami dari kepolisian saat ini bersinergi dengan TNI, Manggala Agni, Damkar dan masyarakat peduli api (MPA) serta masyarakat di Kecamatan Rupat, untuk memadamkan api karhutla," kata Masrial

Dia mengatakan, kebakaran lahan gambut saat ini semakin parah, sehingga dikhawatirkan berdampak pada lingkungan di Bengkalis ataupun wilayah lainnya. "Kami berjibaku supaya api ini padam, dan tidak berdampak pada lingkungan, baik Kecamatan Rupat, Kotamadya Dumai dan juga ke negara tetangga (Malaysia)," kata Masrial.

Dia menyebut, luas lahan yang terbakar di Kelurahan Pergam sekitar 100 hektare. Hingga saat ini, memasuki hari kesepuluh dilakukan pemadaman. Selain itu, pihaknya juga sedang menyelidiki kasus karhutla ini, apakah pihak yang sengaja membakar lahan tersebut.

"Untuk kasus karhutla di Kecamatan Rupat ini masih kami selidiki. Kami mencari saksi-saksi, supaya terungkapnya kasus karhutla ini," tutup Masrial. (Idon Tanjung)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ribuan Hektar Lahan Gambut Terbakar, Kabut Asap Dikhawatirkan ke Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati

Terbaru