kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

REI optimistis lampaui target 200.000 rumah MBR


Minggu, 19 November 2017 / 19:28 WIB
REI optimistis lampaui target 200.000 rumah MBR


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) optimistis mampu mencapai target pembangunan 200.000 unit rumah rakyat atau hunian untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) hingga akhir tahun ini. Bahkan, bukan tidak mungkin bisa melampaui target tersebut.

Berdasarkan data sementara yang dihimpun DPP REI, hingga November 2017, jumlah rumah yang sudah dibangun anggota REI di seluruh Indonesia mencapai 168.000 unit. Angka itu di luar 14.000 unit Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang dibangun DPD REI DKI Jakarta.

“Kalau melihat laporan dari daerah-daerah kami optimis target pembangunan tercapai, bahkan mungkin bisa terlampaui karena belum semua daerah memberikan data riil yang komplit,” kata Ketua Umum DPP REI, Soelaeman Soemawinata, Mingu (18/11).

Eman, sapaan akrab Ketua REI, mensinyalir masih banyak anggota yang membangun rumah rakyat namun belum melapor, terutama di dua wilayah yakni Banten dan Jawa Barat. Padahal kedua daerah ini merupakan lumbung pasokan rumah bersubsidi.

Sebagai contoh di Maja telah selesai dibangun sekitar 6.000 unit rumah MBR di Citra Maja Raya oleh Ciputra Group, namun belum dimasukkan dalam data REI. Ada juga proyek Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) di Tangerang sebanyak 2.000 unit pun belum masuk data.

Kemudian di Jawa Barat dilaporkan baru terbangun 16.000 unit, padahal ada satu developer yang tahun ini bangun sampai 25.000 unit yang juga belum masuk data. Sehingga potensi pasokan di Jawa Barat saja diperkirakan hampir mencapai 40.000 unit.

“Oleh karena itu, khusus untuk di Jawa Barat dan Banten yang jumlah pengembang dan proyeknya banyak sekali, kami sudah buat sebuah metode untuk menyisir data perusahaan per perusahaan, supaya tidak ada yang terlewatkan. Sementara untuk daerah lainnya pendataan tetap dari masing-masing DPD,” ujar Eman.

Beberapa DPD hingga November ada yang melaporkan sudah melampaui target pembangunan tahun in seperti Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

Selain itu, menurut data DPP REI, banyak daerah yang jumlah unit terbangunnya lebih tinggi dibandingkan realisasi akad kredit seperti Jambi, Bengkulu dan Sumatera Barat. Hal itu tentu membutuhkan dukungan perbankan, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang dapat menikmati rumah layak huni.

Eman bilang, dirinya secara rutin terus memonitor pembangunan rumah untuk MBR di daerah-daerah. Sedikitnya dua kali sebulan REI berkunjung daerah untuk mendengar dan melihat langsung persoalan yang dihadapi anggota REI.

Menurut Eman, REI punya posisi strategis untuk berkarya mendukung program-program strategis di bidang perumahan dan permukiman, khususnya Program Nawa Cita yang diusung pemerintahan Presiden Joko Widodo. Oleh karena itu, asosiasi perusahaan properti tertua dan terbesar di Indonesia itu akan terus membangun rumah untuk MBR.

Terkait kendala utama dalam pembangunan rumah untuk MBR dalam setahun terakhir, menurut Eman, sebagian besar masih masalah perizinan yang rumit dan berbelit-belit. Meski pemerintah pusat sudah menerbitkan sejumlah regulasi untuk penyederhanaan perizinan, namun kondisi di mayoritas daerah belum banyak berubah khususnya untuk perizinan rumah rakyat.

“Kami berharap pemerintah senantiasa mendukung bisnis properti secara konkrit terutama terkait perizinan di daerah, karena terbukti industri ini dapat menjadi stimulan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor riil,” ungkap Eman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×