kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,02   6,42   0.65%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai isu tentang plastik, industri hilir TPIA masih tetap lakukan ekspansi


Senin, 14 Januari 2019 / 20:08 WIB
Ramai isu tentang plastik, industri hilir TPIA masih tetap lakukan ekspansi


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya wacana cukai plastik dan peraturan penggunaan kantong plastik di beberapa daerah, bukan tidak mungkin bakal berdampak bagi industri petrokimia hilir.

Meskipun, kata Vice President Corporate Relation PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) Suhat Miyarso pengaruhnya terjadi dalam jangka panjang.

Kalau wacana regulasi seperti ini berlarut-larut, dikhawatirkan kedepannya industri hilir mengalami kontraksi. Sebab kata Suhat, kalau tidak ada kebutuhan bahan baku lagi tentu produsen raw material kena imbasnya.

Namun demikian, tampaknya wacana tersebut dalam waktu dekat ini belum mempengaruhi niat TPIA untuk menambah lagi kapasitasnya. Sebagai produsen petrokimia hilir yang memiliki ragam produk, perseroan masih tetap menggeber ekspansi pabriknya agar tepat waktu.

"Tahun ini pabrik baru yang poliethylene akhir tahun 2019 ini rampung," kata Suhat kepada Kontan.co.id, Senin (14/1).

Fasilitas produksi tersebut memiliki kapasitas terpasang mencapai 400.000 ton per tahunnya.

Menurut pemaparan perusahaan dibeberapa waktu yang lalu, estimasi nilai proyek tersebut mencapai US$ 350 juta.

Setelah pabrik polyethyelene yang baru rampung, TPIA juga melanjutkannya dengan penyelesaian pembangunan pabrik Methyl tert-butyl ether (MTBE) dan Butene 1 di 2020.

Masing-masing memiliki kapasitas 130.000 ton per tahun dan 43.000 ton per tahun. Adapun estimasi nilai proyeknya memakan US$ 87 juta.

Di tahun ini, TPIA masih optimistis dapat bertumbuh seiring meningkatnya kebutuhan akan produk petrokimia. Khususnya di momen jelang lebaran nanti, biasanya konsumsi makanan dan minuman selaras dengan permintaan kemasan yang berbahan baku petrokimia.

Adapun terkait trade war kali ini, menurut Suhat ada beberapa hal yang patut diwaspadai salah satunya masuknya banyak barang China ke Indonesia karena bea masuk yang tinggi ke AS.

Dari segi competitiveness, produksi China masih di atas produksi lokal baik dikarenakan industrinya yang telah mapan dan cost produksinya yang juga efisien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×