PVMBG amati adanya kemungkinan lubang kawah baru di Anak Krakatau

Kamis, 27 Desember 2018 | 13:08 WIB   Reporter: kompas.com
PVMBG amati adanya kemungkinan lubang kawah baru di Anak Krakatau

ILUSTRASI. Letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda


KRAKATAU - BANDUNG. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi menduga ada lubang kawah membesar hingga lubang kawah baru di Gunung Anak Krakatau pasca-penetapan status Gunung Anak Krakatau menjadi Siaga level III. 

Sekretaris Badan Geologi, A Ratdomopurbo menjelaskan, gunung setinggi 338 meter dari permukaan laut ini memasuki fase erupsi sejak Juli 2018. Aktivitas berupa letusan lontaran lava pijar (strombolian) dan juga aliran lava pijar pun terjadi. 

Aliran lava dominan mengarah ke tenggara. Sejak tanggal 22 Desember teramati adanya letusan tipe surtseyan, yaitu aliran lava atau magma yang keluar kontak dengan air. 

"Hal ini berarti bahwa debit volume magma yang dikeluarkan meningkat dan lubang kawah membesar, kemungkinan terdapat lubang kawah baru yang dekat dengan ketinggian air," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (27/12). 

Bahkan pada tanggal 22 Desember, gempa juga sempat terjadi pada pukul 20.55 WIB, tercatat dalam skala kecil di Stasiun Seismik Sertung dan juga Stasiun Seismik Gunung Gede, puncak Cianjur. "Gempa ini diperkirakan di kompleks Krakatau," katanya. 

Pada pukul 21.03 WIB, alat seismik di Gunung Anak Krakatau mati. Pihaknya menduga matinya alat tersebut karena terkena letusan, sehingga pemantauan selanjutnya menggunakan stasiun Seismik Sertung. 

"Dari citra Satelit diketahui bahwa lereng barat daya longsor (flank collapse) dan masuk ke laut. Data seismik tidak menunjukkan adanya gejala kenaikan energi seismik sebelum kejadian longsor," katanya. 

Menurutnya, sejak tanggal 22 Desember pagi sampai saat ini, letusan berlangsung tanpa jeda. Gelegar letusan pun terdengar beberapa kali per menit. "Saat ini aktivitas letusan masih berlangsung terus-menerus, yaitu berupa letusan strombolian disertai aliran lava pijar dan awan panas," tuturnya. 

Pada 26 Desember 2018, lanjutnya, Gunung Anak Krakatau mengalami letusan berupa awan panas dan surtseyan. "Awan panas ini mengakibatkan adanya hujan abu termasuk yang terekam pada 26 Desember sekira pukul 17.15 WIB," katanya. 

Bahkan dari Pos Kalianda, jam 24.00 WIB, melaporkan suara gemuruh dengan intensitas tinggi. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki area kompleks Krakatau, termasuk Gunung Anak Krakatau. "Tidak masuk ke area kompleks Krakatau radius 5 kilometer dari anak Krakatau," katanya. (Agie Permadi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PVMBG Amati Adanya Kemungkinan Lubang Kawah Baru di Anak Krakatau"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru