kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Properti menengah jadi pondasi bisnis Ciputra Development


Kamis, 01 Februari 2018 / 08:30 WIB
Properti menengah jadi pondasi bisnis Ciputra Development


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) tak mampu memenuhi target pendapatan pra penjualan (marketing sales) tahun 2017. Realisasi marketing sales CTRA tahun lalu yang senilai Rp 7,65 triliun.

Sebelumnya, anak usaha Ciputra Grup ini menargetkan marketing sales di 2017 bisa mencapai Rp 8,5 triliun. Demi mengejar ketertinggalan tadi, tahun ini CTRA akan fokus pada segmen mid-low.

Analis CIMB Securities Jovent Giovanny, dalam riset yang diterbitkan 25 Januari, mengatakan, salah satu penyebab melesetnya pendapatan pra penjualan CTRA dari target karena keterlambatan meluncurkan proyek apartemennya di CBD Jakarta.

Awalnya, proyek tersebut diprediksikan mampu menyumbang Rp 400 miliar pada kuartal IV-2017. Marketing sales di Pulau Jawa juga turun 4% secara year on year

Memang secara geografis, pertumbuhan marketing sales terbesar terjadi di Luar Pulau Jawa, yang naik 54%. Sulawesi mencatat kenaikan paling signifikan, yakni mencapai 240%, dengan kontribusi total Rp 1,2 triliun. Selain di Pulau Jawa, marketing sales di Kalimantan dan Sumatra juga terkikis. 

Berbekal data realisasi tahun 2017, analis Trimegah Securities Wisnu Budhiargo menargetkan marketing sales CTRA tahun ini hanya sebesar Rp 7,6 triliun. Namun dia optimistis, perusahaan properti ini memiliki keunggulan berupa diversifikasi lokasi proyek. 

Jadi, prospek CTRA ke depan akan cerah. "Lokasi proyek CTRA memiliki exposure besar ke jaringan tol baru, terutama di Pulau Jawa. Jadi prospek pendapatan pra penjualan tahun ini masih bagus," kata Wisnu, Rabu (31/1).

Tahun ini CTRA akan meluncurkan tiga apartemen baru di Pulo Gadung, Bandung dan Surabaya. Perusahaan properti ini juga giat masuk ke penjualan rumah dengan segmentasi khusus. 

Segmen menengah

Analis Binaartha Parama Muhammad Nafan Aji menambahkan, salah satu yang diincar perusahaan ini adalah segmen menengah ke bawah. "CTRA akan menjalankan strategi bisnis menyasar market segmen ekonomi menengah ke bawah untuk meningkatkan kinerja marketing sales," ujar dia. 

Mengingat, konsumen menengah ke atas gagal meningkatkan pendapatan pra penjualan CTRA. Dalam laporan keuangan CTRA, 75% pendapatan pra penjualan berasal dari proyek landed house, sedangkan high rise building hanya berkontribusi 25%.

Wisnu menambahkan, demografi pasar mid-low saat ini cenderung memanfaatkan pembayaran berkala melalui kredit atau installment, sehingga pasarnya lebih menjanjikan. "Apalagi hal ini juga didukung oleh penurunan suku bunga bank," jelas Wisnu. Oleh karena itu, iklim belanja dan investasi properti memiliki potensi untuk kembali bergairah.

CTRA akan menggeber sejumlah proyek landed house, yang tersebar di Makassar (Sulawesi Selatan), Cibubur (Jakarta) dan Batam (Kepulauan Riau). 

Dalam riset yang dirilis 30 Januari lalu, analis Samuel Sekuritas Akhmad Nurcahyadi memprediksi, laba bersih CTRA tahun ini bisa mencapai Rp 1,31 triliun dan tahun depan Rp 1,41 triliun. Oleh arena itu, Akhmad memberi rekomendasi beli saham CTRA dengan target harga Rp 1.580 per saham. 

Wisnu juga memberi rekomendasi buy dengan target harga Rp 1.600. Sedangkan Nafan beri rekomendasi hold dengan target harga Rp 1.650 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×