kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petani Kerinci mulai tinggalkan budidaya kayu manis


Senin, 22 Oktober 2018 / 16:51 WIB
Petani Kerinci mulai tinggalkan budidaya kayu manis
ILUSTRASI. PRODUKSI KAYU MANIS


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komoditas kayu manis asal Kerinci saat ini sudah tidak lagi menjadi daya tarik. Padahal, kayu manis merupakan komoditi rempah khas Indonesia yang sudah terkenal sejak zaman kolonial.

Bupati Kerinci Adirozal menyebutkan kayu manis kini tidak lagi menguntungkan. “Petani kami menunggu 8 tahun hingga 20 tahun panen, kalau per bulan cuma mendapat Rp 2 juta setelah menunggu sekian lama. Harga pun jauh dari harapan,” ungkapnya, Senin (22/10).

Data kementerian pertanian (Kemtan) menyebutkan produksi kayu manis tahun ini turun 0,2% dibandingkan tahun 2010. Tahun produksi kayu manis adalah 80.617 ton dengan luas area 99.250 ha dan pada tahun 2018, produksi mencapai 80.699 dengan luas area 99.541.

Sedangkan harga kayu manis mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir di mana sebelumnya adalah Rp 4.000 per kg. Saat ini harga kayu manis Rp 35.000 per kg. Hal ini karena komoditi kayu manis sudah masuk dalam Indikasi Geografis, atau sertifikasi jaminan produk.

Oleh karena itu, para petani beralih ke tanaman yang lebih menguntungkan daripada kayu manis. Tak hanya itu, menanam kayu manis juga harus menunggu lama untuk menunggu panen.

“Masyarakat di Kerinci beralih ke holtikutura dibandingkan kayu manis, baru 2 tahun terakhir ini harga kayu manis baik. Saat mau menanam bibitnya suaah tidak ada lagi,” kata Adirozal di Kementerian pertanian.

Selain itu, Adirozal menegaskan saat ini juga pemberian kredit bagi para petani sangat minim. Ia juga mendesak agar pemerintah dapat lebih memperhatikan para petani kayu manis untuk meningkatkan produktivitas

“Yang masih kurang adalah peran dari bank yang hampir tidak memberikan pinjaman kepada petani. Kami berharap pejabat tinggi pemerintah dan pedagang sama-sama membantu agar harga bisa baik dan bibitnya ada,” tegasnya.

Merry Astrid yang merupakan Atase untuk perdagangan Uni Eropa menyebutkan bahwa sejauh ini ada cara yang bisa dilakukan Indonesia guna menembus pasar global penjualan kayu manis Indonesia.

“Sudah banyak supplier masuk di Uni Eropa. Mereka terus meminta meningkatkan standar seperti keinginan pasar. Ini seharusnya menjadi perhatian bagi pengusaha untuk meningkatkan kualitasnya,” ungkapnya.

Menurut Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Agus Wahyudi, satu hal yang saat ini berkembang di pasar global kayu manis adalah, politik dagang di mana kayu manis dari Indonesia dikenal dengan nama false cinnamons (kayu manis palsu).

“Di pasar internasional ini dikasih nama false cinnamon (kayu manis palsu) sedangkan yang true cinnamon punya India dan Srilangka,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×