kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertahankan bisnis saat suku bunga rendah, ini yang dilakukan bank regional di Jepang


Rabu, 15 Mei 2019 / 15:10 WIB
Pertahankan bisnis saat suku bunga rendah, ini yang dilakukan bank regional di Jepang


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SHIMONOSEKI. Rendahnya suku bunga di Jepang hingga nyaris mendekati nol per tahun membuat kredit tradisional nyaris tidak menguntungkan bagi perbankan. Karenanya, salah satu bank regional di Jepang berusaha untuk menghidupkan bisnisnya melalui usaha-usaha yang tidak terlalu konvensional, mulai dari membuka bar anggur hingga membantu nelayan lokal membudidayakan bulu babi di laut.

Mengutip Reuters, pendekatan baru ini datang ketika regulator Jepang melonggarkan aturan yang memungkinkan bank untuk menjelajah ke bisnis lain guna membantu mengimbangi pukulan pada pendapatan bunga bersihnya lantaran kebijakan moneter yang sangat longgar.

Bagi Takeshi Yoshimura, 59 tahun, Presiden Grup Yamagudhi Financial, dampak dari suku bunga nol persen bank Jepang itu diperparah oleh tantangan lain yang dihadapi wilayahnya, terutama populasi yang semakin menipis dan eksodus perusahaan ke kota-kota besar seperti Tokyo.

Itulah sebabnya ia mendorong karyawan muda untuk menghasilkan ide-ide untuk memanfaatkan sekitar 280 kantor cabang yang tersebar di Yamahuchi dan Hiroshima dengan lebih baik.

Salah satu idenya adalah dengan menyewakan ruang ke bar anggur di cabang Yuya, kota sepi dengan sumber air panas.

"Yuya adalah tujuan wisata yang bagus, tetapi sangat sedikit tempat untuk makan dan minum," ujar Yoshimura seperti dikutip Reuters.

"Pengunjung bar dapat membuka rekening bank atau mendapat layanan konsultasi dari salah satu bankir kami," imbuhnya.

Bar ini akan dibuka pada Juli.

Ide ini bertujuan untuk mengubah cabang-cabang lainnya menjadi pusat berbagai jenis komunitas, seperti kafe atau pusat penitipan anak, yang mematahkan stereotip perbankan tradisional.

"Menutup cabang akan memangkas biaya. Tapi kami tidak melakukan itu karena kami ingin mempertahankan tempat dimana kami memiliki interaksi tatap muka dengan pelanggan kami," ujar Yoshimura.

Selain memanfaatkan cabang-cabangnya, Yamaguchi Financial berupaya meningkatkan industri perikanan di kawasan itu. Setelah nelayan sempat mengeluh bahwa mereka menangkap lebih sedikit bulu babi alami, para bankir menciptakan jaringan akademisi dan peneliti lokal untuk mencoba cara-cara membudidayakan komoditas itu.

Jika pertanian berhasil, kata Yoshimura, bank akan memberikan pinjaman untuk bercocok tanam, memasarkan bulu babi di seluruh Jepang dan membuka restoran dengan pemandangan laut dimana pengunjung dapat mencicipi kelezatan segelas anggur.

Yamaguchi Financial juga membantu produsen makanan lokal dengan branding dan pemasaran barang mulai dari madu, daging sapi hingga sake.

Kelompok ini berharap bisnis non finansial seperti itu akan menguntungkan dalam tiga hingga lima tahun ke depan yang pada gilirannya akan mendorong peluang bisnis baru bagi bank.

"Perbankan masih penting. Tetapi kita juga perlu membuat model bisnis lain untuk mempersiapkan hari ketika bank akan diizinkan untuk melakukan banyak hal lain," katanya.

Suatu hari, orang hampir tidak ingat lagi bahwa kami adalah bank. Tidak apa-apa."

Pencetakan uang dalam jumlah besar selama bertahun-tahun oleh Bank of Japan telah mendorong biaya pinjaman mendekati nol. Hal ini menguntungkan debitur, tetapi merugikan bank-bank regional Jepang yang sudah menderita karena populasi yang semakin menipis dan kurangnya permintaan kredit.

Yamaguchi Financial, yang menempati urutan ke 11 di antara 78 bank regional dilihat dari total aset bank yang terdaftar di Jepang adalah salah satu bank yang terdampak. Laba bersih konsolidasi pada tahun yang berakhir Maret turun 30% dari tahun sebelumnya. Sedangkan keuntungan dari operasi pinjaman inti turun 26%.

Dalam laporannya pada April lalu, Bank of Japan mengingatkan bahwa hampir 60% bank regional akan menderita kerugian bersih satu dekade dari sekarang jika pinjaman korporasi terus jatuh pada tren saat ini. 




TERBARU

[X]
×