kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan tak berharap pemangkasan PPh 22 hunian mewah bisa mendongkrak bisnis KPR


Senin, 24 Juni 2019 / 20:22 WIB
Perbankan tak berharap pemangkasan PPh 22 hunian mewah bisa mendongkrak bisnis KPR


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berniat mendongkrak pertumbuhan industri properti pemerintah pangkas pajak penghasilan (PPH) 22 untuk hunian mewah dari 5% menjadi 1%. Sayangnya bagi perbankan, upaya ini belum signifikan mendongkrak bisnis kredit kepemilikan rumah (KPR).

“Untuk segmen high-end memang terbantu, namun bagi kami kebijakan tersebut berlaku terbatas karena tak mencakup mayoritas nasabah kami,” kata Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA, anggota indeks Kompas100) Lani Darmawan kepada Kontan.co.id, Senin (24/6).

Alasannya kata Lani lantaran kebijakan tersebut hanya hanya berlaku bagi pembelian rumah beserta tanah, ataupun apartemen, kondominium dengan harga lebih dari Rp 10 miliar. Sementara segmen tersebut sejatinya tak banyak dalam portofolio KPR perseroan.

“Relatif tidak banyak untuk di atas Rp 10 miliar, jadi atas kebijakan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan KPR kami,” lanjutnya.

Hingga kuartal 1/2019 sendiri perseroan teh menyalurkan KPR senilai RP 31,03 triliun. Nilai tersebut tumbuh 13,1% (yoy) dibandingkan kuartal 1/2018 senilai Rp 27,44 triliun.

Sementara General Manager Product Management Division PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) Donny Bima Herjuno juga menyatakan hal senada. Ia bilang perseroan pangsa pasar utama KPR perseroan sejatinya menyasar segmen menengah ke bawah dengan harga di bawah Rp 1 mliar.

“Pemangkasan PPh 22 tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan KPR perseroan. Karena saat ini fokus kami adalah segmen properti di bawah Rp 1 miliar,” kata Donny kepada Kontan.co.id.

Pun Donny menambahkan porsi KPR mewah dengan nilai properti mulai Rp 5 miliar ke atas cuma punya porsi 7% terhadap portofolio perseroan. Sementara jumlah debiturnya pun cuma 0,11%. Sedangkan hingga Mei portofolio KPR bank berlogo 46 ini telah mencapai Rp 4,5 triliun.

Entitas anak BNI yaitu PT Bank BNI Syariah pun senada. Direktur Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah Dhias Widhiyati bilang rata-rata pembiayaan perumahan perseroan di bawah Rp 500 juta.

“Portofolio pembiayaan rumah segmen atas di BNI Syariah cuma 1% dari total portofolio kami, sehingga kebijakan tersebut belum berpengaruh terhadap bisnis pembiayaan perumahan kami,” Katanya kepada Kontan.co.id.

Sedangkan hingga April 2019, BNI Syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan BNI Griya iB Hasanah 13.42% (yoy). Hingga akhir tahun perseroan menargetkan pertumbuhan di kisaran 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×