kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penggunaan APBN dinilai bisa percepat penyelesaian kereta cepat Jakarta-Bandung


Senin, 18 Oktober 2021 / 11:22 WIB
Penggunaan APBN dinilai bisa percepat penyelesaian kereta cepat Jakarta-Bandung
ILUSTRASI. Foto udara suasana pemasangan rel untuk kereta cepat di depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (11/10/2021). Penggunaan APBN dinilai bisa percepat penyelesaian kereta cepat Jakarta-Bandung.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan instrumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2021 dilakukan untuk memastikan penyelesaian proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sesuai target yakni pada 2022.

Proyek kereta cepat ini termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga cukup wajar apabila didanai dengan APBN. Adapun pemanfaatan APBN dalam kereta cepat Jakarta-Bandung akan dilakukan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI selaku lead konsorsium.

Pengamat BUMN Universitas Indonesia Toto Pranoto mengatakan keputusan pemerintah menggunakan APBN dalam pendanaan proyek ini bertujuan untuk memastikan penyelesaian kereta cepat Jakarta-Bandung tepat waktu."Ini supaya pengerjaan proyek bisa selesai tepat waktu pada tahun 2022," kata Toto dalam  keterangannya, Senin (18/10).

Menurutnya, kereta cepat Jakarta-Bandung berbeda dibandingkan dengan proyek infrastruktur lain karena memiliki karakteristik investasi jangka panjang. Dengan kata lain, PMN yang disalurkan kepada KAI lebih ditujukan untuk investasi pemerintah yang akan memberikan imbal hasil. 

Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Akan Gunakan Sisa APBN 2020

Toto mengatakan, PMN merupakan alternatif penyelamat jangka pendek supaya progress project jalan sesuai jadwal. Saat ini progress proyek kereta cepat sudah mencapai 79%. Oleh karena itu, lanjutnya, perlu ada langkah penanganan jangka pendek dengan PMN supaya progres proyek berjalan sesuai jadwal yang seharusnya beroperasi pada akhir 2022.

Langkah berikutnya adalah menetapkan skema bisnis model yang memungkinkan perusahaan operator kereta api cepat ini bisa bertahan dan terus tumbuh. Menurut Toto, cara optimalisasi pendapatan bukan saja dari kereta penumpang (fare box), namun juga dari pengelolaan property (TOD) dan juga media luar ruang.

Sementara itu, alasan pandemi Covid-19 yang digunakan pemerintah untuk melibatkan APBN dalam proyek ini menurutnya cukup masuk akal. Pasalnya, pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat besar di seluruh sektor, termasuk infrastruktur.

Baca Juga: Persiapan yang dilakukan Jasa Marga (JSMRG) untuk IPO anak perusahaan




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×