Pemprov DKI Jakarta siapkan langkah antisipasi peningkatan arus urbanisasi 

Minggu, 24 Juni 2018 | 10:31 WIB   Reporter: Kiki Safitri
Pemprov DKI Jakarta siapkan langkah antisipasi peningkatan arus urbanisasi 

ILUSTRASI. ARUS BALIK PELABUHAN BAKAUHENI


DKI JAKARTA - JAKARTA. Usai Lebaran tahun 2018, Jakarta mulai kembali dipadati orang-orang yang melakukan urbanisasi. Meskipun data dari tahun ke tahun menunjukkan angka yang fluktuatif, namun tidak terdapat perbedaan jumlah angka yang signifikan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, pada tahun 2012, 2013 dan 2014 angka urbanisasi ke Jakarta terus naik meski dalam jumlah sedikit. Namun sejak tahun 2015 angka urbanisasi terus berfluktuasi. Pada tahun 2015 angka pendatang baru berjumlah 70.504 orang (naik 2,87% dari tahun sebelumnya). Pada tahun 2016 turun 2,87% menjadi 68.763 orang. Pada tahun 2017 naik lagi menjadi 70.752 orang.

Sejauh ini Pemprov DKI memprediksi tahun ini jumlah pendatang baru ke DKI akan naik 2% dari jumlah pendatang baru tahun 2017. Artinya tahun 2018 pendatang baru di DKI diprediksi berjumlah 72.167 orang.

Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta Edison Sianturi menjelaskan saat ini masyarakat sudah tidak terlalu tertarik untuk urbanisasi ke Jakarta. Hal ini dikarenakan sudah mulai bergulirnya pembangunan dan penyaluran dana desa. Hal ini jelas berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan pekerja di desa.

"Mungkin penduduk tidak begitu kali ingin ke kota saat ini. Dengan adanya dana bantuan desa dan dengan bergulirnya pembangunan di daerah, orang mungkin sudah dapat pekerjaan di daerah. Atau memang urbanisasi ke daerah lain. Tapi kalau ke Jakarta tiga tahun terakhir ini tidak terlalu banyak," kata Edison.

Meskipun angka urbanisasi ke Jakarta tidak terlau signifikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tetap mengimbau pendatang baru agar juga memiliki keterampilan. Hal ini dimaksudkan agar kelak pendatang baru bisa bertahan hidup di Jakarta.

"Arus urbanisasi ke Jakarta sedang dipantau, tapi kami terus mengimbau agar yang ke Jakarta memiliki keterampilan dan keahlian tertentu, agar bisa punya kemampuan untuk bertahan hidup di Jakarta. Karena di Jakarta ini persaingannya sangat tinggi. Persaingannya sangat sengit untuk mencari lapangan pekerjaan," kata Wakil Gubernur Sandiaga Uno, beberapa waktu lalu.

Menurut Edison, tidak semua pendatang baru di Jakarta ini bertujuan mencari pekerjaan. Selebihnya adalah orang-oramg yang ingin melanjutkan pendidikan, mempersatukan keluarganya, atau pindah lokasi kerja. Ia menambahkan bahwa persentase pencari kerja bagi jumlahnya tidak mencapai separuh dari jumlah pendatang baru.

"Paling yang mencari kerja sekitar 32% dari pendatang. Ada juga orang yang sudah tahun kemarin menikah di kampung bawa istrinya ke Jakarta untuk menyatukan keluarga dan menyatukan anak. Ada juga yang melanjutkan pndidikan, ada juga mereka yang memang sudah bekerja. Jadi mereka sudah di booking kerja," ujar Edison.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam sebuah kesempatan mengungkapkan bahwa setiap orang memiliki hak untuk pergi kemanapun dan bekerja di manapun. Namun ia mengaku sangat tegas bagi siapaun yang datang ke Jakarta harus mengikuti aturan yang ada di Jakarta.

"Ketertiban pada aturan harus dipenuhi. Jadi semua warga yang akan bekerja dikota manapun itu harus mengikuti semua aturan yang ada di kotanya dan bagi mereka yg akan datang ke jakarta atau sudah datang, pastikan anda memiliki jaminan kesehatan atau sudah terdaftar di BPJS. Itu penting sekali, termaksud mereka yang bekerja menjadi asisten rumah tangga, pastikan bahwa jaminan kesehatan itu anda ikut serta disitu," kata Anies di Lapangan Silang Monas Selatan, Jumat (22/6).

Anies bilang, keterampilan dan kemampuan untuk bekerja atau berwirausaha adalah sebuah keharusan bagi masyarakat yang ingin tinggal di Jakarta. Menurutnya di Jakarta ada banyak kesempatan bekerja, hanya saja kesempatan itu harus diimbangi oleh kualitas SDM.

"Bawa keterampilan, bawa kemampuan. Karena ini kesempatan untuk berkarya. Jakarta adalah kota jasa, kesempatan untuk memberikan pelayanan itu luar biasa besar. Datang dengan membawa keterampilan, bawa kemampuan, kita ingin lapangan pekerjaan itu menjadi lebih luas, karena ada kesempatan banyak untuk berwirausaha," kata Anies.

Jika dikaitkan dengan program kerja Pemprov DKI sebelumnya yang ingin menekan angka pengangguran turun 5% dan angka kemiskinan turun 1% mungkin kehadiran pendatang baru di Jakarta akan menjadi sebuah masalah baru bagi pasangan Anies - Sandi. Meski demikian keduanya tetap meliki langkah antisipasi menghadapi hal tersebut.

"Kami juga ingin menyiapkan Dinas dukcapil untuk pastikan mereka terdata dan seandainya mereka tidak dapat hidup di Jakarta, kita memberikan opsi-opsi agar mereka tidak telantar. Kita juga pastikan koordinasi yang baik dengan pamong pada pimpinan masyarakat dengan seperti RT dan RW sehingga porgram kami bisa memastikan tingkat pengangguran tidak meningkat dan tingkat kemiskinan tidak meningkat di Jakarta," kata Sandiaga.

Anies menjelaskan bahwa fenomena urbanisasi adalah fenomena global yang terjadi di banyak tempat. Jika ini terjadi usai Lebaran, maka ini dinamakan urbanisasi musiman. Namun hal yang perlu digarisbawahi adalah masyarakat yang melakukan urbanisasi harus taat pada aturan.

"Pastikan imunusasi vaksin itu dibereskan sehingga kedatangannya walaupun ada masalah nanti tidak memberikan kontribusi problem ke daerah baru baik ke Jakarta ataupun tempat lain.

Selain itu, Anies menghibau agar pendatang mengikuti aturan kependudukan yang ada dengan wajib lapot 1x 24 jam kepada RT setempat. Hal senada disampaikan juga oleh Edison, menurutnya selain patuh dengan aturan wajib lapor, masyarakat pendatang juga harus cerdas memilih tempat tinggal di pemukiman yang menetap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru