kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Tentukan Status Inalum pada Maret Ini


Senin, 01 Maret 2010 / 17:05 WIB
Pemerintah Tentukan Status Inalum pada Maret Ini


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Test Test


JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar mengaku masih mengkaji beberapa opsi atau pilihan terkait kelanjutkan pabrik patungan Asahan PT Indonesia Aluminium (Inalum) antara Indonesia dengan Jepang. Ia menargetkan pembahasan status Inalum akan kelar pada Kuartal pertama tahun ini.

“Inalum sedang dalam proses, sudah dibentuk tim teknis oleh Menperin. Kita akan mempercepat tim teknis mempercepat kajian baru dibentuk tim negosiasi untuk pemerintah Jepang. Hasilnya mungkin baru bisa diketahui bulan Maret atau April” kata Mustafa, Senin (1/3).

Beberapa opsi yang sedang dikaji oleh pemerintah adalah, Inalum akan diakuisisi sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia setelah 2013. Opsi lain, memperpanjang kontrak dengan Jepang tapi dengan beberapa pembaruan skema bisnis yang lebih berpihak kepada kepentingan Indonesia. Tim teknis untuk melakukan pembahasan tersebut terdiri dari Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN.

Selain itu, dia mengaku akan melibatkan perusahaan tambang plat merah untuk mengakuisisi Inalum. Perusahaan tambang plat merah yang akan terlibat adalah PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Mustafa mengaku memberikan restu jika BUMN tersebut melakukan negoisasi untuk kelanjutan proyek ini.

“Sedang mengkaji berbagai opsi, misalnya Antam saja masuk dalam tim sehingga kita juga dilibatkan dalam pembahasan tim. Boleh saja joint venture dengan Jepang asal ada prospek yang lebih menguntungkan,” kata dia.

Menurut Mustafa, alasan pemerintah masih optimis melanjutkan proyek tersebut karena dianggap masih memiliki prospek yang bagus, baik pembangkit tenaga listrik maupun untuk menghasilkan alumunium. “Karena kita punya bahan baku bagus. Bauksit di Kalimantan diproduksi oleh Antam, ini cukup punya nilai ekonomis. Mudah-mudahan opsi Antam cukup menarik dan memberikan pilihan keseimbangan,” kata dia.

Inalum merupakan perusahaan joint venture antara pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium Co.Ltd. (NAA) asal Jepang yang bertujuan untuk mewujudkan Proyek Asahan guna membangun dan mengoperasikan Pabrik Peleburan Aluminium (PPA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Total investasi yang tertanam di proyek ini adalah ¥ 411 miliar atau sekitar US$ 2 milliar pada saat itu. Perbandingan saham antara Pemerintah Indonesia dengan NAA adalah 41,12 persen : 58,88 persen.

Mustafa mengakui Inalum masih memiliki banyak hutang. Jika nantinya pemerintah memutuskan untuk mengambil alih proyek ini, Inalum akan disehatkan dulu sebelum kontrak dengan Jepang berakhir. “Yang jelas berakhir 2013, sebelum berakhir kita akan melakukan penyehatan. Ada selisih yen, sehingga menyebabkan utang cukup besar. Kemudian konversi terhadap dollar, banyak yang mempengaruhi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×