kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah diminta rilis protokol isolasi mandiri dan bagikan alat bantu


Jumat, 25 Juni 2021 / 16:55 WIB
Pemerintah diminta rilis protokol isolasi mandiri dan bagikan alat bantu
ILUSTRASI. Pemerintah diminta menyusun protokol ringkas bagi mereka yang harus menjalani isolasi mandiri.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Forum Budaya Jakarta Pesisir (FBJP) meminta pemerintah menyusun protokol ringkas bagi mereka yang harus menjalani isolasi mandiri (isoman) akibat terpapar Covid-19. Selain itu, pemerintah juga diminta membagikan alat bantu bagi warga berupa berupa termometer dan oxymeter.

Ketua Umum FBJP Husin Munir mengatakan, protokol sangat penting mengingat kian banyaknya penderita Covid-19 yang harus menjalani isolasi mandiri tanpa tahu apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan selama isolasi. “Belakangan banyak pasien Isoman yang mengalami pemburukan atau bahkan meninggal di tempat isomannya. Mungkin itu karena ketidaktahuan mereka tentang apa yang harus dilakukan selama Isoman,” ujar Husin dalam keterangan tertulis, Jumat (25/6).

Selama ini, pemerintah sudah berhasil menyosialisasikan protokol 3M yang lalu berkembang menjadi 5M bahkan 6M kepada warga. Namun itu adalah protokol pencegahan Covid-19. Husin menegaskan, perlu protokol yang ringkas semacam itu untuk mereka yang terpapar Covid-19 namun tidak mendapat perawatan di rumah sakit.

“Apalagi, kapasitas rumah sakit dan layanan seperti Wisma Atlet semakin terbatas. Protokol semacam itu setidaknya bisa mengurangi kegundahan warga yang terpapar,” tegasnya.

Baca Juga: Menkes membuka opsi gunakan vaksin Sinovac dan Pfizer untuk vaksinasi anak

Husin mengharapkan, selain untuk pasien, protokol Isoman itu juga perlu ditujukan kepada keluarga yang anggotanya terpapar Covid-19 dan lingkungan terdekat (RT) yang membantu pasien Isoman. Dia mengakui, setelah mencari di internet, ada beberapa protocol Isoman, termasuk yang dibuat oleh RSCM dan Kementerian Kesehatan. Namun, protokol itu terlalu sulit dipahami karena mengandung banyak istilah teknis. “Lagipula tidak ada sosialisasi yang massif. Padahal itu yang diperlukan,” katanya.

Selain itu, FBJP meminta pemerintah membantu warga dengan membagikan secara gratis alat bantu pemantau kondisi badan yang rawan terpengaruh virus corona seperti termometer dan oximeter.  Pasien Isoman harus mengecek suhu dan oksigen darahnya beberapa kali setiap hari. “Bagikan saja termometer dan oximeter untuk setiap rumah tangga di zona merah.  Itu sangat penting bagi warga,” kata Husin.

Penyebaran Covid-19 di Indonesia terus mengalami penambahan pada Juni 2021. Kamis (24/6), kasus positif Covid-19 secara nasional bertambah 20.574 kasus sehingga menjadikan total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 2.053.995. kenaikan harian itu merupakan yang terbesar sejak pertama kali diumumkan pada awal Maret 2020 oleh Presiden Joko Widodo.

Selanjutnya: Tambah kapasitas RS akibat lonjakan Covid, pemerintah gunakan asrama haji hingga RSJ

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×