kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah berharap ada peningkatan ekspansi ke Vietnam


Minggu, 14 Oktober 2018 / 15:57 WIB
Pemerintah berharap ada peningkatan ekspansi ke Vietnam
ILUSTRASI. Presiden Jokowi bersama Presiden Vietnam


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mendorong pelaku industri nasional untuk terus melakukan ekspansi dan investasi baru serta meningkatkan ekspor ke Vietnam. Ini merupakan salah satu hasil pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10) pada rangkaian kegiatan The Annual Meetings of International Monetary Fund - World Bank Group (IMF-WBG) 2018.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan ada beberapa poin yang dibicarakan. Presiden Jokowi menyampaikan keinginannya agar pengusaha Indonesia menjajaki peluang pasar baru di Vietnam, antara lain untuk produk-produk farmasi dan alat-alat kesehatan,

Menperin menjelaskan, Indonesia akan memanfaatkan potensi Vietnam guna menjadi tujuan pasar ekspor dan berperan sebagai rantai pasok tingkat regional bagi industri nasional. Oleh karenanya, diharapkan pemerintah Vietnam dapat memberi kemudahan untuk Indonesia dengan menghapuskan beberapa hambatan perdagangan yang masih terjadi di antara kedua negara.

“Apalagi, Vietnam termasuk negara yang telah memiliki perjanjian kerja sama dengan Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu investor pertama yang ada di Vietnam. Ini menjadi potensi meningkatkan kemitraan bilateral yang strategis dan komprehensif,” paparnya dalam keterangan pers, Minggu (14/10).

Airlangga menyakini, kolaborasi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara yang saling menguntungkan. Selain itu melengkapi kebutuhan masing-masing pihak terutama dalam menopang kegiatan sektor industri manufaktur. “Indonesia dan Vietnam berkompetisi di sektor industri yang labor intensive. Tetapi Indonesia mempunyai struktur industri yang lebih dalam, seperti sektor petrokimia, baja, dan resources based,” tuturnya.

Lebih lanjut, langkah sinergi ini dapat mendukung implementasi industri 4.0 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. “Bagi Indonesia, Vietnam merupakan potensi pasar yang baik dengan penduduk hampir 95 juta dan saat ini sudah ada beberapa perusahaan Indonesia yang beroperasi di Vietnam. Sekitar 50 perusahaan itu, antara lain sektor makanan dan minuman, plastik, semen, serta pelumas,” imbuhnya.

Tren perdagangan kedua negara tercatat terus menanjak dalam beberapa tahun belakangan ini. Pada tahun 2017, total nilai perdagangan RI-Vietnam tumbuh sebesar 8,64%, sehingga menjadi US$ 6,82 miliar dibanding tahun 2016 yang mencapai US$ 6,27 miliar.

Di samping itu, investasi Indonesia di Vietnam sepanjang tahun lalu menembus angka US$ 45,84 juta. Sedangkan, secara total hingga tahun 2017, investasi Indonesia di Vietnam mencapai 69 proyek dengan nilai US$ 477,02 juta. Sementara itu, Vietnam tercatat memiliki delapan proyek investasi di Indonesia yang bernilai US$ 51 juta di sektor industri pengolahan pertambangan, media dan manufaktur.

Presiden RI Joko Widodo dan PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc juga membahas mengenai penuntasan pada hambatan ekspor otomotif Indonesia ke Vietnam, penyelesaian perundingan zona ekonomi eksklusif (ZEE), dan pengembangan konsep kerja sama Indo Pasifik yang mengedepankan sentralisasi ASEAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×