kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaku usaha menaruh harap pada penyelesaian IEU-CEPA


Kamis, 05 Agustus 2021 / 06:50 WIB
Pelaku usaha menaruh harap pada penyelesaian IEU-CEPA


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pelaku usaha menunggu penyelesaian Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia - Uni Eropa (IEU-CEPA). Percepatan penyelesaian perjanjian dagang tersebut didesak oleh berbagai hal. 

Salah satunya adalah kompetitor ekspor Indonesia, Vietnam, juga hampir menyelesaikan perjanjian dagang dengan EU. "Agar kita punya level playing field dengan Vietnam pada beberapa produk ekspor utama di pasar EU seperti garmen dan sepatu," ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (4/8).

Saat ini, Vietnam tengah dalam proses rafikasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan EU. Hal mendesak lainnya terkait status Indonesia yang hampir keluar dari negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower middle income).

Status tersebut akan berpengaruh pada pemberian fasilitas Generalized System of Preference (GSP) dari EU. Selesainya IEU-CEPA akan mengamankan akses pasar Indonesia. "Kita sudah meng-secure-kan akses pasar baru yang lebih kompetitif bagi produk-produk ekspor nasional," terang Shinta.

Baca Juga: Indonesia - EU berkomitmen selesaikan perundingan

Shinta juga menyebut IEU-CEPA penting dalam kerja sama pembangunan berkelanjutan. Pasalnya saat ini isu keberlanjutan menjadi salah satu penghambat ekspor ke EU.

Beberapa produk unggulan seperti minyak sawit (CPO), karet, produk perikanan, produk makanan dan minuman, dan produk manufaktur lainnya terhambat oleh ketentuan tersebut. Oleh karena itu, IEU-CEPA akan menjamin keberterimaan di masa yang akan datang.

Selain isu perdagangan, IEU-CEPA juga penting dalam hal investasi. Shinta yang juga Wakil Ketua Apindo itu menyebut selama ini investasi EU lebih banyak dilakukan melalui negara ketiga seperti Singapura.

"Indonesia tidak memiliki perjanjian investasi bilateral dengan EU yang bisa menciptakan akses pasar investasi yang lebih luas dan tingkat certainty yang lebih baik bagi investor EU," jelas Shinta.

IEU-CEPA diyakini akan menjaring lebih banyak investor EU. Hal itu akan didorong melalui pasal yang ada dalam perjanjian kerja sama IEU-CEPA.

Sebagai informasi, perundingan IEU-CEPA saat ini akan masuk pada putaran 11. Kedua pihak telah berkomitmen untuk menyelesaikan perjanjian tersebut secepatnya.

Selanjutnya: Jerry optimistis ratifikasi IE-CEPA tingkatkan penetrasi produk Indonesia ke Eropa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×