kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Tradisional Masih jadi Pilihan


Selasa, 30 Desember 2008 / 08:32 WIB
Pasar Tradisional Masih jadi Pilihan


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. Selama ini peritel modern, baik itu minimarket hingga hipermarket, dicap sebagai kambing hitam mandulnya pasar tradisional bertarung di pasar ritel. Kesan jorok dan semrawut membuat pasar tradisional kalah kelas ketimbang pasar ritel modern. Apakah demikian? Ternyata tidak sepenuhnya benar.

AC Nielsen mencatat kalau pertumbuhan nilai belanja di pasar tradisional selama tahun 2008 mencapai 21%. Ini jelas lebih baik ketimbang hipermarket dan supermarket yang cuma sanggup menggapai 20%.

Menurut Yongky Suryo Susilo, Direktur Retailer Service PT AC Nielsen Indonesia, ada karakteristik unik yang membuat pasar tradisional bisa bertahan di tengah gempuran para pengecer modern. "Di toko atau pasar tradisional, konsumen bisa berutang lebih dulu," katanya. Maklum, segmen pasar tradisional memang banyak menyasar kalangan bawah.

Sudah begitu, belanja di pasar tradisional, menurut konsumen kelas bawah, tidak seboros kalau mereka berbelanja di pengecer modern. Bisa saja, ingin membeli barang A ternyata malah membawa barang B dan C. Ini yang dihindari konsumen pasar tradisional. "Padahal, secara harga bisa saja pasar tradisional lebih mahal. Ini lantaran faktor ambil untung dari para pedagang," katanya.

Selain itu ada lagi kelebihan pasar tradisional ketimbang pasar modern. Yakni, soal produk-produk yang segar, seperti sayur-mayur dan buah-buahan. "Produk-produk ini termasuk fresh di pasar tradisional," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×