kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar modal loyo, jumlah dana kelolaan Allianz Indonesia ikut melorot 1,33% di 2018


Selasa, 05 Maret 2019 / 19:53 WIB
Pasar modal loyo, jumlah dana kelolaan Allianz Indonesia ikut melorot 1,33% di 2018


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Allianz Indonesia mencatat, per 2018, total dana kelolaannya mencapai Rp 35,33 triliun. Angka ini turun 1,33% secara year on year (yoy) dibanding 2017 yang sebesar Rp 35,8 triliun.

Dana kelolaan yang juga mencakup Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Allianz ini, paling banyak ditempatkan di produk Smartlink Equity Fund, Smartlink Balanced Fund, dan Smartlink Fixed Income Fund.

Ketiga top selling ini masing-masing mengalami penurunan jumlah dana kelolaan dibanding 2017. Smartlink Equity Fund turun 0,33% yoy dari Rp 9,81 triliun pada 2017 menjadi Rp 9,77 triliun pada 2018. Kemudian, Smartlink Balanced Fund turun 13,84% yoy, dari Rp 2,52 triliun menjadi Rp 2,17 triliun per 2018. Terakhir, Smarlink Fixed Income Fund turun 10,50% yoy, dari Rp 1,1 triliun per 2017 menjadi Rp 992 miliar.

Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti mengatakan, penurunan tersebut adalah dampak dari kondisi pasar yamg penuh dengan ketidakpastian di tahun 2018. Mulai dari nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang kian melemah, kenaikan suku bunga The Federal Reserve, perang dagang AS-China, hingga kenaikan harga minyak dunia.

Ditambah lagi, Bank Indonesia juga menaikkan suku bunga acuan sebesar 1,75% dalam enam kali kenaikan hinga mencapai angka 6%.

“Kondisi ini memberi tekanan secara domestik maupun global terhadap instrumen obligasi yang membuat kepemilikan asing terhadap obligasi pemerintah menyentuh angka terendah di 2018 pada 37%,” kata dia. Selain itu, kondisi pasar saham juga bergejolak dengan angka terendah mencapai level 5.600 pada Juni 2018.

Meskipun begitu, Allianz Indonesia optimistis menatap kondisi investasi di 2019. Alasannya, The Fed terlihat tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga. Kemudian, nilai tukar rupiah juga sudah mulai terlihat lebih stabil. Selain itu, perusahaan ini juga melihat perang dagang akan kian membaik.

Meskipun begitu, perusahaan ini tetap akan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola investasi nasabahnya. Oleh karena, Allianz Indonesia akan menempatkan investasinya ke sektor-sektor consumer centric. “Karena spending powernya ada peningkatan menjelang pemilihan umum,” kata Investment Head of Equity Allianz Life Indonesia Arie Haryoko.

Perusahaan ini juga berencana untuk menghindari investasi ke sektor komoditas seperti batubara. Alasannya, tahun lalu saham-saham batubara mengalami penurunan. Selain itu, perusahaan ini melihat kondisi dunia yang mulai beralih ke penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×