kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasangan GBP/USD anjlok menanti voting Brexit


Selasa, 12 Maret 2019 / 22:44 WIB
Pasangan GBP/USD anjlok menanti voting Brexit


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan GBP/USD hari ini cukup bergejolak. Setelah menunjukan penguatan pada pembukaan pasar dan dinyatakan menguat pada detik penutupan perdagangan spot, pasangan GBP/USD resmi dinyatakan melemah pada Selasa (12/3).

Melansir dari Bloomberg, pukul 20:00 WIB, pasangan GBP/USD terpantau melemah sebesar 0,37% atau 0,0049 poin di level 1,3101. Pada perdagangan sebelumnya, GBP/USD sempat menguat di level 1,315.

“Minggu ini adalah waktu yang krusial dan penting bagi pelaku pasar melihat hasil keputusan Brexit,” ujar Alwi Assegaf, analis Global Kapital Investama pada Kontan, Selasa (12/3).

Alwi menjelaskan, GBP masih kuat dibayangi oleh ketidakpastian Brexit. Inggris sendiri akan menghadapi voting untuk yang kedua kalinya pada Selasa waktu setempat. Mendekati waktu voting, beberapa tokoh kunci Brexit terlihat mengeluarkan aksi dan pernyataan.

Perdana Menteri Inggris Theresa May dikabarkan berkunjung ke Strasbough pada Senin, untuk mendapatkan dukungan dari lawannya terkait persyaratan yang akan diserahkan pada Ketua Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker.

Permasalahan yang dibawa adalah, apa yang harus dilakukan terkait perbatasan antara Irlandia Utara dan Irlandia, yang menjadi bagian dari Inggris dan Uni Eropa.

“Kesepakatan awalnya adalah mempertahankan bea cukai Inggris dan Uni Eropa tetap menyatu sehingga kedua pihak menyepakati perjanjian perdagangan baru. Nah, para penentang di parlemen Inggris khawatir jika mereka masih akan terikat oleh Uni Eropa dan tidak punya kendali penuh soal perdagangan,” tutur Alwi pada Kontan, Selasa (12/3).

Melihat hal ini, Alwi memprediksi jika parlemen akan kembali menolak usulan May atau voting ‘No Deal Brexit’ akan terjadi. Menanggapi hal tersebut, Juncker sudah mengultimatum untuk tidak lagi memberikan kesempatan ketiga pada May. Hal ini tentu akan berimbas negatif pada GBP.

“Hal ini bisa terlihat sejak penutupan perdagangan Selasa (12/3), GBP anjlok selama satu jam terakhir. Anjloknya GBP dikatrol oleh adanya ekspektasi penolakan parlemen Inggris terhadap May. bahkan tiap menitnya terus bergerak turun,” tambah Alwi.

Sementara dari sisi AS, Alwi memandang rilis data non payroll cukup mengejutkan karena AS mampu menciptakan lapangan pekerjaan seesar 200.000 di tengah pertumbuhan utang dan perlambatan ekonomi global. Tak hanya itu, tingkat pengangguran juga turun 3,8%. Hal ini menunjukan sektor ketenagakerjaan AS masih lebih baik dibandingkan Negara lain.

Dirinya membandingkan jika Eropa atau zona Euro masih berkutat dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral Eropa (Europe Central Bank, ECB), Mario Draghi yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di level 1,1% dari level 1,7%. Sementara Inggris masih akan berkutat dengan Brexit setidaknya sampai akhir Maret.

“Ditambah lagi imbal hasil AS juga lebih menarik dibandingkan dengan Negara-negara di Eropa, misalnya seperti Jerman yang melebar sampai250 basis poin,” tuturnya.

Melihat hal ini, Alwi berkata pelaku pasar tentu saja lebih melirik USD karena dinilai lebih aman dan menarik di tengah tingkat kerenggangan suku bunga bank sentral lainnya. Dengan demikian, pernyataan pidato Jerome Powell yang bernada dovish pada Minggu (9/3) lalu tidak berdampak negatif.

Secara teknikal, pasangan GBP/USD akan bergerak terbatas. Hal ini dilihat dari border top yang gagal menembus angka resisten di 1,3350. Pasangan mata uang ini juga sudah berada di bawah MA 10, artinya tren jangka pendek sudah mulai bearish.

Dan untuk jangka menengah, masih akan tertahan support di atas MA 50. Jika hari ini bergerak di bawah 1,2970 maka tren sudah mulai bearish. Lalu dari indikaktor stochastic juga masih menunjukan potemsi turun. Sementara dari sisi RSI, juga sudah mulai menunjukan pembentukan bearish.

Sedangkan MACD, meskipun berada di areal positif namun histogram sudah berada di menunjukan bearish atau masuk ke area negatif. Potensi penurunan sangat kuat. Dirinya merekomendasikan sell on rally.

Untuk jangka pendek, dirinya memprediksi pasangan GBP/USD berada di support 1,2970, 1,2780, dan 1,2625. Sementara level resistance berada di level 1,3160 dan 1,3350.

Sementara untuk sepekan ke depan berada di 1,2970 – 1,3350.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×