kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai tukar melemah, industri makanan dan minuman siap kerek harga jual


Kamis, 24 Mei 2018 / 19:08 WIB
Nilai tukar melemah, industri makanan dan minuman siap kerek harga jual
ILUSTRASI. Penjualan minuman kemasan


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Salah satu sektor industri yang ikut terpukul karena situasi ini yakni industri makanan dan minuman (mamin).

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman memaparkan anggotanya akan mengevaluasi situasi fluktuasi nilai tukar usai lebaran. Menurutnya hingga saat ini stok bahan baku yang kebanyakan masih impor sudah disiapkan dari Maret sebelumnya. "Tapi bila situasi ini terus berlanjut hingga akhir kuartal dua maka bisa jadi di kuartal tiga kami akan menaikkan harga jual," kata Adhi, Rabu (23/5).

Saat ini industri mamin punya ketergantungan tinggi terhadap bahan baku  impor. Seperti bahan baku terigu, gula, susu, garam dan juga produk perasa buah. "Bila situasi ini terus berlanjut bisa ada kenaikan harga dari 3%-7%," katanya.

Adhi menambahkan imbas berikutnya yakni akan ada penurunan omset. Sehingga Gapmmi juga berharap pertumbuhan ekonomi tetap membaik sehingga tidak terjadi penurunan omzet.

Menurutnya anggota Gapmmi tidak panik walaupun harga nilai tukar rupiah terus melemah. Menurutnya langkah Bank Indonesia saat ini diharapkan bisa meredam situasi pelemahan. "Nilai tukarnya terhadap dollar Amerika Serikat melemah ini terjadi menyeluruh di semua negara sehingga biasanya tidak berlangsung lama," kata Adhi.

Meski belum ada data riil soal kenaikan permintaaan mamin, Adhi mengklaim beberapa anggotanya sudah mencatat pertumbuhan penjualan ketimbang tahun lalu. Menjelang lebaran ini diperkirakan akan tumbuh 20% permintaannya. "Terutama untuk produk seperti biskuit dan sirup," tambahnya.

Sedangkan untuk investasi dalam negeri di sektor mamin menurutnya masih ada kenaikan. Sedangkan untuk Penamaman Modal Asing (PMA) masih melambat. "Untuk investasi kami melihat perlu ada kepastian regulasi dari pemerintah," jelasnya.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi sektor industri manufaktur sepanjang kuartal I-2018 mencapai Rp 62,7 triliun. Realisasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri senilai Rp 21,4 triliun dan penanaman modal asing sebesar US$ 3,1 miliar. Sektor industri logam, mesin, dan elektronik menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi mencapai Rp 22,7 triliun.

Kurniadi Sulistyomo, Corporate Secretary PT Sarimelati Kencana Tbk menjelaskan pihaknya belum ada rencana kenaikan harga. Mengingat 80% bahan baku perusahaan outlet Pizza Hut ini masih dari dalam negeri. "Kami paling hanya impor keju saja. Dan di lebaran ini permintaan terus naik," kata Kurniadi kepada Kontan.co.id, Kamis (24/5).

Beberapa saaat lalu emiten berkode saham PZZA baru saja IPO. Dalam aksi korporasi ini, PZZA menawarkan 604 juta saham atau 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan. Dengan menetapkan harga IPO Rp 1.100 per saham, manajemen PZZA sukses memperoleh dana sebesar Rp 664 miliar. "Kami akan gunakan 65% dana itu untuk perkembangan outlet," kata Kurniadi. 

Saat ini PZZA sudah 397 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×