kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Neraca dagang surplus, rupiah masih melemah


Jumat, 15 Maret 2019 / 10:29 WIB
Neraca dagang surplus, rupiah masih melemah


Reporter: Amalia Fitri, Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah meski Badan Pusat Statistik mengumumkan surplus neraca dagang di bulan Februari. Jumat (15/3), Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) melemah 0,40% ke Rp 14.310 per dollar Amerika Serikat (AS).

Di pasar spot pada pukul 10.34 WIB, kurs rupiah melemah 0,12% ke Rp 14.295 per dollar AS. Pelemahan rupiah spot ini mengecil jika dibandingkan dengan tadi pagi yang sempat menyentuh Rp 14.315 per dollar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail memperkirakan, indeks dollar AS akan melemah di kisaran 96,50—96,70. Di saat yang sama, kurs dollar AS juga berpeluang melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia. “Pelemahan ini didorong oleh penurunan data penjualan rumah baru di AS pada bulan Januari sebesar -6,9%,” ungkapnya dalam riset harian yang diterima Kontan.co.id.

Rupiah pun diprediksi menguat seiring dengan potensi surplusnya data neraca perdagangan Indonesia bulan Februari sebesar US$ 330 juta. Rupiah juga mendapat sentimen positif setelah lembaga pemeringkat utang Fitch Rating mempertahankan peringkat surat utang Indonesia di level BBB dengan outlook stabil.

Analis Asia Trade Point Futures, Deddy Yusuf Siregar mengatakan, indeks dollar AS rebound setelah berada di level terendahnya dalam dua minggu terakhir. Hal ini tak memang lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi global, daripada data ekonomi AS yang tampak lumayan. Deddy juga menambahkan bahwa sentimen Brexit masih menjadi sentimen yang membebani rupiah. 

Perdana Menteri Inggris, Theresa May kembali menelan kekalahan dari Parlemen dan Inggris memutuskan untuk memperpanjang keputusan Brexit sampai 21 Maret mendatang. Komisi Uni Eropa sudah mengeluarkan ultimatum tidak akan memberi kesempatan ketiga bagi Inggris melakukan negosiasi, tapi juga belum resmi merestui keluarnya Inggris dari Uni Eropa. 

"Ketidakpastian ini tentu saja akan menguntungkan dollar AS, sebab dinilai lebih aman. Ditambah lagi menjelang akhir pekan, banyak pelaku pasar cenderung akan bermain aman," tutur Deddy pada Kontan.co.id, Jumat (15/3). 

Ditambah lagi, perundingan perang dagang makin kompleks karena Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, dikabarkan mengundurkan pertemuannya sampai April mendatang. 

Bloomberg menulis jika Xi Jinping membatalkan penerbangannya ke AS untuk pertemuan kesepakatan dagang. Sementara Wakil Dewan Komisi Perdagangan AS, Robert Lighthizer menyebut sulit mencapai kesepakatan dengan China terkait masalah hak kekayaan intelektual. 

Deddy menyebut kondisi ini kembali menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku pasar. "Ditambah lagi harga minyak WTI sekarang mengalami kenaikan di level US$ 58,3 per barel. Tentu ini juga akan berimbas pada neraca perdagangan domestik. Dengan demikian, rupiah bisa saja melanjutkan pelemahannya secara terbatas," tambah Deddy. 

Mikail memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.200—Rp 14.277 per dollar AS pada hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×