kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Neraca dagang ikan Indonesia nomor satu di Asean, Apindo: Perlu dorong industri lokal


Rabu, 24 Oktober 2018 / 14:19 WIB
Neraca dagang ikan Indonesia nomor satu di Asean, Apindo: Perlu dorong industri lokal
ILUSTRASI. Industri Ikan


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam paparan kinerja ekonomi masa kepempimpinan presiden Joko Widodo selama empat tahun terakhir, menyebutkan neraca perdagangan perikanan Indonesia berada di posisi nomor satu di Asean. Tapi kinerja tersebut dinilai karena minim impor, namun minim penambahan nilai untuk ekspor.

KKP mencatat nilai neraca perdagangan perikanan Indonesia pada semester I-2018 tumbuh 13,88% year on year (yoy) atau menjadi US$ 2,055 miliar. Bila dirinci, nilai ekspor semester I-2018 setara US$ 2,27 miliar atau naik 12,88% dari yoy, sedangkan impornya naik 4,76% menjadi US$ 22 miliar dari yoy US$ 21 miliar.

Tapi dalam catatan Thomas Darmawan, Ketua Bidang Perikanan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), angka ini tidak sebandingkan dengan akumuluasi nilai ekspor Indonesia diantara negara-negara lainnya.

Menurutnya, kinerja neraca perdagangan Indonesia memang telak secara presentase lebih tinggi dibandingkan neraca dagang perikanan China yang memiliki komposisi 33% impor berbanding ekspornya. Begitu juga dengan Thailand yang 30% neraca dagang ikannya diisi impor. Tapi kinerja ekspor kedua negara tersebut di atas Indonesia karena menggenjot sektor pengolahan ikannya.

"Negara lain mengimpor bahan baku untuk diolah dan diekspor kembali. Jadi di Indonesia impor kecil tapi pabriknya kurang bahan baku dan ekspor tidak dimaksimalkan," kata Thomas kepada Kontan.co.id, Selasa (23/10).

Dalam catatan Thomas yang mengacu data perikanan global versi FAO tahun 2018, negara eksportir ikan utama di dunia per tahun 2017 sejatinya adalah Uni Eropa dengan nilai US$ 34,7 miliar. Posisi kedua adalah China di US$ 22,8 miliar dan ketiga Norwegia di US$ 11,7 miliar.

Indonesia menduduki peringkat 13 dengan nilai US$ 3,8 miliar. Tapi bila kesatuan Uni Eropa dipecah per-negara, Thomas melihat posisi ekspor Indonesia akan berada di peringkat 11.

Oleh karenanya, bila Indonesia memang ingin menjadi nomor satu dalam perdagangan ikan internasional, Thomas melihat seharusnya ada kebijakan yang bisa mendorong pengolahan ikan dalam negeri untuk tujuan ekspor. Apalagi pertambahan nilai dari produk olahan bisa berkali lipat dibandingkan produk ikan segar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×