kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski serapan 2018 meleset, pemerintah naikkan target DMO batubara jadi 128 juta ton


Kamis, 14 Februari 2019 / 06:45 WIB
Meski serapan 2018 meleset, pemerintah naikkan target DMO batubara jadi 128 juta ton


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pasokan batubara untuk dalam negeri alias domestic market obligation (DMO) terus bertambah dari tahun ke tahun. Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan DMO batubara sebanyak 128 juta ton, naik dari target tahun lalu yang sebanyak 121 juta ton.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, kenaikan tersebut telah menyesuaikan dengan kebutuhan batubara dalam negeri yang bertambah pada tahun ini. Terutama, dengan penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru yang beroperasi di tahun ini.

"kebutuhan kelistrikan dan industri dalam negeri tahun ini meningkat, (jumlah DMO) sesuai dengan itu," kata Agung saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Rabu (13/2).

Pada pekan lalu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan telah menandatangani Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk tahun 2019. Dalam RKAB tersebut, target produksi batubara nasional sebesar 489,12 juta ton.

Jumlah tersebut naik dari target yang tertera dalam RKAB tahun lalu yang sebesar 485 juta ton. Namun turun dari realisasi produksi tahun lalu yang sebanyak 528 juta ton.

Yang jelas, volume DMO tahun ini naik dari yang sebelumnya 121 juta ton atau 25% dari target produksi RKAB 2018. Kini menjadi 128 juta ton atau setara dengan 26,12% dari target produksi batubara nasional pada RKAB tahun ini.

Dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada awal Januari lalu, Bambang mengatakan bahwa besaran DMO ini telah memperhitungkan kebutuhan batubara bagi industri dan kelistrikan.

Ia menjelaskan, DMO tahun ini diproyeksikan akan terserap oleh PLTU sebanyak 95,73 juta ton, metalurgi sebesar 5,4 juta ton, pupuk sebesar 1,49 juta ton, semen sebanyak 16,15 juta ton, tekstil 3 juta ton, kertas 6,2 juta ton dan briket 14.500 ton.

Pada tahun lalu, serapan DMO meleset dari target. Dari target yang ditetapkan sebesar 121 juta ton atau 25% dari target produksi dalam RKAB, realisasinya hanya mencapai 23,71% atau 115,09 juta ton.

Bambang menerangkan, dari realisasi DMO sebesar 115,09 juta ton itu, sebesar 91,14 juta ton diserap untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), sebanyak 1,75 juta ton untuk industri metalurgi, sebesar 22,18 juta ton untuk industri pupuk, semen, tekstik dan kertas, serta 0,01 juta ton digunakan untuk briket.

Walau realiasi DMO meleset dari target, tapi Bambang memastikan bahwa kebutuhan batubara nasional tidak terkendala. "Secara volume kebutuhan batubara untuk nasional terpenuhi," tandas Bambang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×