kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri ESDM Ignatius Jonan tinjau Biorefinery Plaju, dorong energi bersih


Kamis, 17 Januari 2019 / 16:35 WIB
Menteri ESDM Ignatius Jonan tinjau Biorefinery Plaju, dorong energi bersih


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong penggunaan energi dan bahan bakar yang lebih bersih, disamping juga berupaya mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

Salah satu upayanya melalui proyek Biorefinery dengan mengolah minyak kelapa sawit (CPO) yang telah dihilangkan getah, bau dan pengotor lainnya untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar ramah lingkungan, seperti green diesel dan green avtur.

Dalam upaya itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Refenery Unit (RU) III PT Pertamina di Plaju, Palembang, Sumatera Selatan. Dalam kunker yang berlangsung Kamis ini (17/1), Menteri Jonan didampingi oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

RU III Plaju saat ini tengah mengembangkan proyek Biorefinery. "Pertamina mengambil inisiatif mengolah energi yang lebih bersih di Refinery Plaju dan di Sungai Gerong di RU III. Yang dilakukan adalah mencampur kelapa sawit, baik residu atau bagian lain untuk ke minyak diesel sehingga minyak dieselnya lebih ramah lingkungan," kata Jonan melalui keterangan tertulis.

Jonan mengatakan, ke depan, akan dibangun unit pengolahan yang dapat meningkatkan pengolahan dari 100% minyak kelapa sawit menjadi 100% minyak diesel. Tujuannya, untuk mengurangi gas buang dan polusi, serta secara ekonomis mengurangi impor bahan bakar, mengingat impor bahan bakar dalam sehari mencapai sekitar 400.000 barel.

"Kalau ini bisa menggunakan kelapa sawit, supaya Pertamina berubah dari pengolah energi fosil menjadi sebagian pengolah energi yang terbarukan. Nanti juga akan dibangun unit lain untuk mengubah 100% minyak kelapa sawit menjadi 100% minyak diesel," papar Jonan.

Lebih lanjut, Nicke mengatakan bahwa RU III ini menghasilkan kernel oil, yaitu produk turunan dari CPO yang dicampur dengan residu. Nicke bilang, residu tersebut kemudian diproses di Residue Catalytic Cracking (RCC) Unit menjadi produk green fuel yang lebih baik.

"Secara emisi karbon lebih baik untuk lingkungan. Selanjutnya kami akan melakukan proses yang 100% dari CPO juga di RU III ini," terang Nicke.

Nicke mengungkapkan, setelah Plaju, Pertamina juga akan melakukan hal serupa di kilang Balikpapan, Kilang Balongan dan Kilang Cilacap. "Jadi kita akan tambah kapasitasnya sehingga perlahan yang B20 juga akan kita campur, jadi ada beberapa opsi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×