kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menperin: Ekspor non migas ditargetkan bisa lebih tinggi di tahun 2019


Minggu, 03 Februari 2019 / 20:25 WIB
Menperin: Ekspor non migas ditargetkan bisa lebih tinggi di tahun 2019


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah semakin fokus menggenjot kinerja industri pengolahan yang berorientasi ekspor untuk memperbaiki struktur perekonomian saat ini. Apalagi, selama ini produk manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap nilai ekspor nasional

Pada 2019, pemerintah menargetkan ekspor nonmigas tumbuh 7,5%. Proyeksi tersebut mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,7%.

Adapun tiga pasar ekspor utama, yakni Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. Penetrasi pasar ekspor ke negara-negara nontradisional juga dilakukan, seperti ke Bangladesh, Turki, Selandia Baru, Myanmar dan Kanada.

“Meski demikian, diharapkan ada perbaikan ekonomi global, sehingga bisa mendorong ekspor nonmigas lebih tinggi lagi di tahun 2019,” tutur Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Minggu (3/2). Pemerintah juga menargetkan segera merampungkan sebanyak 12 perjanjian dagang baru pada tahun ini.

Guna memenuhi proyeksi peningkatan ekspor di tengah melambatnya ekonomi global, Airlangga menuturkan, sesuai dengan komitmen Presiden Joko Widodo untuk terus mendorong naiknya kualitas ekspor produk Indonesia, perlu mengakselerasi ekspor produk yang memiliki nilai tambah tinggi.

Strategi utama pemerintah adalah dengan berupaya menarik investasi industri untuk menjalankan hilirisasi sehingga dapat mensubstitusi produk impor.

Kebijakan lainnya dalam rangka meningkatkan daya saing ekspor dalam kurun 1-3 tahun ke depan, antara lain perbaikan iklim usaha melalui sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik (online single submission/OSS), fasilitas insentif perpajakan, program vokasi, penyederhanaan prosedur untuk mengurangi biaya ekspor, dan pemilihan komoditas unggulan.

Kementerian Perindustrian mencatat, ekspor dari industri pengolahan nonmigas terus meningkat dalam empat tahun terakhir. Pada 2015, nilai ekspor produk manufaktur mencapai US$ 108,6 miliar, naik menjadi US$ 110,5 miliar di tahun 2016. Pada 2017, tercatat di angka US$ 125,1 miliar, melonjak hingga US$ 129,9 miliar di tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×