kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mari kita mengenang Sutopo


Senin, 08 Juli 2019 / 14:55 WIB
Mari kita mengenang Sutopo


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Tri Adi

Nama Sutopo Purwo Nugroho begitu menggema di negeri ini. Saat ada bencana melanda di Indonesia, Sutopo menjadi orang yang paling sibuk dan dicari di tanah air. Tahun lalu, misalnya. Indonesia beberapa kali diguncang oleh gempa bumi yang mematikan, tsunami, hingga jatuhnya pesawat.

Sebagai Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo memiliki banyak informasi penting yang ditunggu-tunggu publik. Tak heran, ratusan pesan dan telepon masuk ke nomor pribadinya saat bencana terjadi. Biasanya, pihak media ingin meminta konfirmasi mengenai bencana yang terjadi.

Tak hanya itu, pernyataan yang dikeluarkan Sutopo juga sangat efektif dalam meredam penyebaran hoaks. Seperti yang diketahui, pasca bencana melanda, banyak hoaks yang beredar di dunia maya yang terkadang membuat masyarakat menjadi resah.

Di tengah hiruk-pikuk bencana yang terjadi, pria yang pernah dinobatkan sebagai ASN Paling Menginspirasi 2018 ini menyimpan kegalauannya sendiri. Sebab, di awal tahun 2018 pula, dia didiagnosa mengidap kanker paru stadium 4.

Bahkan dokter memvonis, hidupnya hanya akan bertahan satu hingga tiga tahun lagi. Meski demikian, Sutopo terus berupaya mendedikasikan dirinya untuk negeri. Salah satu kejadian yang paling diingat adalah saat gempa hebat mengguncang Lombok pada pertengahan tahun lalu.

Pada waktu itu, Sutopo menggelar jumpa pers usai melakukan kemoterapi demi menjelaskan bantuan-bantuan yang kabarnya tidak terorganisir dengan baik. Padahal, dirinya sendiri menahan sakit, pusing dan mual akibat efek kemoterapi yang dijalani.

Kini, Sutopo sudah pergi. Dedikasi tinggi terhadap pekerjaan hanyalah satu dari banyak pelajaran berharga yang ia tinggalkan. Menurutnya, Life isn't determined by how long we live, but how useful we are to other people.

Sebelum pergi, pria lulusan Universitas Gadjah Mada ini juga memiliki mimpi bakal muncul 'Sutopo-Sutopo' baru yang siap ditempatkan di mana pun dan harus lebih besar dari kariernya. Siapapun sosok pengganti Sutopo nanti, pasti tak akan mudah menggantikan posisi Sutopo.

Sebab, dia sudah menerapkan standar tinggi tentang bagaimana seorang pejabat publik berkomitmen dalam menjalankan tugas yang menyangkut hidup orang banyak. Selamat jalan, Pak Sutopo.♦

Baratut Taqiyyah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×