kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kondisi ekonomi Indonesia stabil, Analis: Dana asing masih berpeluang naik


Rabu, 26 Juni 2019 / 20:35 WIB
Kondisi ekonomi Indonesia stabil, Analis: Dana asing masih berpeluang naik


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai pembelian bersih (net buy) investor asing di seluruh pasar sejak awal tahun hingga akhir perdagangan Rabu (26/6) tercatat sebesar Rp 56,73 triliun. Jika dirinci, nilai tersebut berasal dari aksi beli asing di pasar negosiasi dan pasar tunai dengan nilai bersih Rp 57,23 triliun, serta aksi jual asing di pasar regular dengan nilai bersih Rp 495,08 miliar.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan, aksi beli asing ini terjadi karena kondisi perekonomian Indonesia sepanjang tahun ini lebih stabil dibanding tahun lalu. 

Kondisi perekonomian ini dipengaruhi oleh langkah The Fed yang masih menahan level suku bunga acuannya yang disusul oleh Bank Indonesia (BI). Hal ini membuat dana asing masuk lagi ke pasar negara berkembang. “Berbeda dengan tahun lalu yang mana suku bunga The Fed tinggi yang menyebabkan BI juga naik sehingga membuat dana asing banyak keluar ke Amerika,” ucap dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/6).

Isu perang dagang yang memanas beberapa kali juga tidak menimbulkan dampak yang berkepanjangan. “Perang dagang memang membuat pasar bergejolak dan dana asing keluar. Akan tetapi, ternyata efeknya tidak seperti itu jadi dana asing balik lagi," ucap Suria. 

Ditambah lagi, adanya indikasi BI yang akan menurunkan suku bunga acuannya, menyusul The Fed yang juga akan mengambil langkah tersebut.

Menurut Suria, kondisi IHSG saat ini masih wajar. Ia memprediksi IHSG masih bisa menguat karena didorong bertambahnya dana asing yang masuk akibat sentimen pemangkasan suku bunga. 

Suria memprediksi IHSG bisa mencapai level 6.800 hingga akhir tahun ini. Per perdagangan Rabu (26/6), IHSG berada pada level 6.310,48 atau turun 0,16%.

Saat ini, ia melihat IHSG masih menunjukkan pergerakan sideways. Alasannya, investor masih menunggu realisasi penurunan suku bunga dan hasil negosiasi Amerika Serikat (AS) dan China dalam KTT G20. 

Menurut dia, jika suku bunga dipangkas dan negosiasi berjalan mulus, maka saham-saham sektor properti dan perbankan akan bisa diuntungkan. 

“Kedua sektor itu, yang sensitif terhadap suku bunga bisa naik. Apalagi empat bank besar masuk ke top gainers IHSG. Jadi, efeknya besar,” kata dia.

Sentimen lainnya berasal dari hasil sidang putusan kasus sengketa pemilihan presiden (pilpres) di Mahkamah Konstitusi (MK). Selain itu, juga kepastian susunan kabinet pemerintahan yang baru, data neraca dagang Indonesia bulan Juni 2019, serta gambaran anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×