kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kompak dengan IHSG, rupiah melorot di akhir pekan didorong sentimen eksternal


Jumat, 08 Maret 2019 / 16:59 WIB
Kompak dengan IHSG, rupiah melorot di akhir pekan didorong sentimen eksternal


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) lantaran kondisi eksternal yang tidak mendukung.

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot pada Jumat (8/3) ditutup di level Rp 14.314 per dollar AS, melorot 1,2% dari dari Rabu yang ada di Rp 14.143 per dollar AS. Dalam sepekan, rupiah melemah 1.37% dari Rp 14.120 per dollar AS pada Jumat akhir pekan lalu.

Sementara itu pada kurs tengah di Bank Indonesia, rupiah juga melemah 0,66% ke level Rp 14.223 per dollar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan ada dua faktor yang menyebabkan rupiah melemah. Pertama faktor data ekspor China yang menunjukkan penurunan. Kedua yakni proyeksi bank sentral Eropa, yaitu European Central Bank (ECB) akan turunnya kinerja ekonomi Uni Eropa.

“Data ekspor China pada bulan Februari mengalami penurunan terburuk sejak tiga tahun lalu. Tak hanya itu, impor China juga turun tiga bulan berturut-turut. Ini menimbulkan kekhawatiran investor pada kinerja perdagangan negara lain di Asia,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (8/3).

Sekedar informasi saja, data bea cukai China mencatat ekspor Februari mengalami penurunan 20,7% dari tahun sebelumnya. Impor di negara tirai bambu itu juga turun 5,2% dari tahun sebelumnya.

Bhima menambahkan, kecemasan investor untuk mengoleksi mata uang rupiah juga karena proyeksi kinerja European Central Bank (ECB). Dia bilang Gubernur ECB Mario Draghi menyatakan dalam pidatonya bahwa kinerja ekonomi di kawasan Uni Eropa menurun.

“Sentimen global membuat investor melepas aset yang berisiko termasuk rupiah,” pungkasnya.

Untuk sepekan ke depan, Bhima melihat bahwa kondisi mata uang rupiah masih berisiko melemah. Karena selama sepekan ini masuk musim bagi-bagi dividen emiten. Dia menyebut sepanjang bulan Maret hingga April, beberapa emiten di bursa mengeluarkan dividen sehingga kebutuhan valas tinggi.

Disamping itu, kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat baik di China dan global. Dan Ketidakpastian perang dagang dan proposal Brexit masih akan menghantui pergerakan rupiah.

Untuk Senin (11/3) Bhima memperkirakan mata uang rupiah bergerak di kisaran Rp 14.300-Rp 14.350 per dollar AS. Dalam sepekan rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 14.350-Rp 14.440 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×