kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KKP optimistis swasembada garam tercapai, ini kiatnya


Kamis, 22 Februari 2018 / 18:14 WIB
KKP optimistis swasembada garam tercapai, ini kiatnya
ILUSTRASI. Diskusi swasembada garam


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekstensifikasi dan intensifikasi tambak garam dinilai menjadi kunci bagi swasembada garam. Kedua hal tersebut akan dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mencapai swasembada.

Lahan yang tersedia membuat KKP optimistis dapat mencapai swasembada. "Kalau dari segi perluasan lahan, hanya garam yg mampu mencapai swasembada," ujar Direktur Jasa Kelautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL), KKP, Moh. Abduh Nurhidajat saat acara launching dan bedah buku Hikayat Si Induk Bumbu, Kamis (22/2).

Abduh bilang tahun ini akan dilakukan penambahan lahan seluas 25.000 hektare (ha) hingga 30.000 ha. Penambahan lahan itu berada di Nusa Tenggara Timur (NTT).

NTT dipilih karena memiliki musim panas yang panjang mencapai 10 bulan. Hal itu akan membuat produksi garam meningkat.

Selain itu, kualitas garam di NTT dinilai akan dapat mencapai kebutuhan industri. "Ekstensifikasi di wilayah timur untuk memenuhi kebutuhan industri," terang Abduh.

Selain ekstensifikasi, KKP juga akan mendorong intensifikasi bagi tambak petani garam. Intensifikasi akan berfokus di wilayah Jawa dan Madura dikarenakan kedua daerah tersebut sudah tidak memungkinkan bagi perluasan lahan.

KKP telah melakukan integrasi lahan telah di 15 kabupaten. Hal tersebut dengan total lahan seluas 258,55 hektare (ha).

Selain melakukan integrasi lahan, KKP juga membangun infrastruktur berupa gudang penyimpanan garam. Sebanyak 12 gudang berkapasitas 2.000 ton disiapkan KKP guna menampung hasil panen.

Selain itu penggunaan teknologi juga akan dilakukan oleh KKP. Abduh bilang akan menerapkan ilmu kimia bagi produksi garam untuk mempercepat proses evaporasi (perubahan dari cairan ke gas). "Intinya bagaimana mempercepat proses evaporasi yang tidak tergantung pada matahari," jelas Abduh.

Air laut yang mengandung banyak mineral akan dipisahkan terlebih dahulu hal itu akan membuat kandungan dalam air laut berkurang. Nantinya air laut hanya perlu diuapkan lebih sebentar dibandingkan biasanya.

Abduh bilang upaya tersebut akan membuat biaya produksi garam lebih murah. Proses ini akan menghasilkan beberapa produksi sampingan seperti magnesium atau bahan pupuk.

Saat ini KKP telah melakukan percobaan di wilayah Indramayu. Percobaan tersebut dilakukan di lahan seluas 1 ha.

Upaya tersebut dilakukan guna mencapai target swasembada. Sementara target KKP berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2018 sebesar 4,1 juta ton .

Selain kedua hal tersebut, Abduh juga mengungkapkan perlunya harga garam diatur sehingga dapat menjaga harga. Namun, untuk dapat mengatur harga, garam perlu masuk sebagai Barang Kebutuhan Pokok dan Penting (Bapokting).

Sebelumnya garam sempat masuk sebagai daftar Bapokting. Namun, akhirnya dihilangkan sehingga berpengaruh pada harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×