kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Chandra Asri akan ditopang penguatan rupiah dan penurunan harga minyak


Rabu, 19 Desember 2018 / 21:07 WIB
Kinerja Chandra Asri akan ditopang penguatan rupiah dan penurunan harga minyak
ILUSTRASI. Ujicoba Produksi Pabrik Petrokimia Butadiene Indonesia


Reporter: Auriga Agustina | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba bersih PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tergerus meski pendapatan meningkat. Hingga kuartal ketiga 2018, pendapatan TPIA tercatat sebesar US$ 1,96 miliar, naik 9,46% dibanding kuartal ketiga 2017. Namun, laba bersih justru turun 30,22% dibanding sembilan bulan pertama tahun 2017.

Analis OSO Sekuritas, Sukarno Alatas mengungkapkan, hingga akhir tahun kinerja TPIA berpeluang untuk tumbuh, meski hingga kuartal ketiga 2018 laba bersihnya turun 30%. Ia melihat, penurunan kinerja TPIA pada kuartal ketiga 2018 lalu lebih disebabkan oleh naiknya rasio beban menjadi 82% dari pendapatan dari sebelumnya 76%. "Peningkatan cost ini disebabkan oleh penguataan dollar Amerika Serikat (AS), sehingga membuat beban perusahaan ikut membengkak," ungkap Sukarno.

Sukarno memprediksi kinerja TPIA bisa tumbuh karena nilai tukar kian stabil plus harga minyak global kembali turun. Dus, kombinasi dua hal tersebut ia prediksi bakal menurunkan beban Chandra Asri dan pada akhirnya akan meningkatkan performa laba bersih.

Sukarno optimistis kinerja TPIA masih mampu tumbuh tahun depan meski pertumbuhannya cenderung melambat. Sukarno berasumsi, nilai tukar rupiah yang makin stabil disertai harga minyak yang tak melebihi harga rata-rata tahun ini menjadi alasan pertumbuhan kinerja TPIA tahun mendatang. "Dari segi performa perusahaan, TPIA terus berupaya meningkatkan volume produksi demi meningkatkan pendapatan," ujarnya.

Namun, ada satu tantangan yang menghadang TPIA, yakni produk luar negeri yang menyerbu Indonesia. Tantangan ini meski mengkhawatirkan, namun dengan naiknya kebijakan Pajak Penghasilan (PPh) impor yang ditetapkan pemerintah, Sukarno mengharapkan produk lokal dapat bersaing dengan produk impor.

Terkait saham TPIA, Sukarno berpendapat saham TPIA masih cukup menarik untuk dikoleksi, setidaknya hingga akhir kuartal pertama 2019. Saat ini price to earning ratio TPIA berada di 17,12 kali, masih di bawah PE industri yang sebesar 18,19 kali. Sementara, price to sales (P/S) berada di 2,78 kali, di atas P/S industri yang sebesar 2,42 kali. Namun, masih di bawah P/S sektor 13,20 kali.

Saat ini harga saham TPIA diperdagangkan di level Rp 5.700 per saham, Sukarno memprediksi harga saham TPIA mampu melaju hingga Rp 6.525 per saham hingga akhir 2019 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×