Kemprin targetkan Kawasan Industri Kendal bisa serap 3.000 tenaga kerja di tahun ini

Kamis, 10 Januari 2019 | 14:42 WIB   Reporter: Benedicta Prima
Kemprin targetkan Kawasan Industri Kendal bisa serap 3.000 tenaga kerja di tahun ini


FURNITUR - SEMARANG. Kementerian Perindustrian (Kemprin) menargetkan Kawasan Industri Kendal bisa menyerap 3.000 tenaga kerja di tahun ini. Pasalnya sepanjang 2018, kawasan tersebut telah menyerap sekitar 2000 tenaga kerja dengan 48 industri yang segera masuk.

"Jadi saya harapkan naik dua kali lipat menjadi 5000 tenaga kerja," ungkap Airlangga Hartato, Menteri Perindustrian saat memberi sambutan di Politeknik Furniture Kawasan Industri Kendal, Kamis (10/1).

Selain itu, Kemenperin menargetkan pengembangan tiga kawasan industri baru dan pembangunan 10 Politeknik di Kawasan Industri, salah satunya adalah Kawasan Industri Kendal. "Sehingga akhir tahun 2019 akan tercapai sebanyak 16 kawasan industri baru," ungkap Airlangga Hartato.

Airlangga memaparkan pembangunan kawasan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang akan meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri di dalam suatu lokasi, membuka lapangan kerja baru serta memacu pertumbuhan ekonomi di daerah. Sehingga nantinya juga dapat meningkatkan daya tarik investasi.

Produk furnitur memiliki potensi pasar yang besar. Kinerja ekspor produk ini tercatat cukup positif. Airlangga merinci periode Januari-Oktober 2018, neraca perdagangan produk furniture mencatatkan surplus sebesar US$ 99,1 juta, dengan nilai ekspor mencapai US$ 1,4 miliar, mengalami kenaikan 4,83% dari periode yang sama di tahun 2017.

"Meskipun tumbuh positif, kinerja ekspor furnitur masih relatif kecil dibandingkan dengan potensi bahan baku yang dimiliki," tambah dia. Mengingat, Indonesia merupakan salah satu dari 10 Negara yang memiliki hutan terluas di dunia dengan lebih kurang 46,46% wilayah Indonesia merupakan kawasan perhutanan.

Untuk itu, Pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi industri furnitur nasional melalui beberapa kebijakan, antara lain melalui program bimbingan teknis produksi, fasilitasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), promosi dan pengembangan akses pasar, serta mempersiapkan SDM industri furnitur yang kompeten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru