kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jakpro siap membangun hunian uang muka Rp 0


Senin, 13 Agustus 2018 / 10:30 WIB
Jakpro siap membangun hunian uang muka Rp 0


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jakarta Propertindo (Jakpro) akan membangun dua proyek hunian untuk mendukung program hunian tanpa uang muka alias DP Rp 0 pada tahun depan. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov DKI Jakarta ini akan membangun sekitar 6.900 unit hunian di dua proyek tersebut.

Proyek hunian tanpa DP itu akan dibangun di Depo LRT Jakarta dan di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara. Keduanya adalah proyek penugasan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Di Depo LRT Jakarta, Jakpro berencana membangun tiga tower hunian.

Ada dua skenario yang disiapkan untuk mendukung proyek tersebut. Pertama, seluruh unit yang dibangun akan diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kedua, sebagian unit akan dialokasikan sebagai hunian komersial.

Jika menggunakan skenario pertama, maka jumlah unit hunian yang akan dibangun akan mencapai 5.700 unit. Sementara jika memakai skenario kedua, Jakpro akan membangun 4.500 unit.

Di proyek Yos Sudarso, Jakpro akan membangun dua tower hunian di atas lahan seluas 3,6 hektare (ha) dengan kapasitas 1.222 unit yang seluruhnya diperuntukkan bagi kalangnan MBR.

Meski penugasan itu baru dikerjakan tahun depan, Direktur Jakpro Hendra Lesmana mengatakan, pihaknya sudah mulai berancang-ancang. Misalnya menyiapkan satu tower di atas Depo LRT.  "Kami melakukan persiapan sambil menunggu berbagai peraturan terkait DP Rp 0 agar bisa dipasarkan. Sekarang belum bisa dipasarkan karena aturannya belum keluar," ungkap Hendra, pekan lalu.

Dia belum bisa menyebutkan nilai investasinya. Namun, Jakpro akan mengajukan penyertaaan modal daerah (PMD) untuk membiayai investasi awal proyek itu, sekitar Rp 230 miliar. PMD itu hanya 30% dari total investasi yang dibutuhkan Jakpro untuk pengembangan tahap pertama. Kelak, kekurangan investasi dibiayai dari hasil penjualan unit hunian. Jakpro mengajukan PMD sebagai modal awal saja untuk memulai proyek itu. Apalagi, margin keuntungan dari pembangunan rumah MBR sangat tipis sehingga butuh dukungan ekuitas pemegang saham.

Saat ini, Jakpro masih menunggu aturan dari pemerintah terkait mekanisme pemasaran hunian DP Rp 0. "Pemprov saat ini membentuk tim komunikasi untuk DP Rp 0, sehingga nantinya informasi yang disampaikan ke publik bisa lebih terperinci dan sesuai progres yang dilakukan pemerintah." kata Hendra.

Sementara itu, Direktur Utama Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto mengatakan, pihaknya akan bersinergi denganBUMN karya dan BUMD lain untuk mengembangkan superblok di atas lahan seluas 100 hektare (ha) di Pulomas, Jakarta Timur.

Saat ini, Jakpro melalui anak usahanya PT Pulomas Jas memiliki lahan seluas 300 ha, dimana 100 ha di antaranya merupakan zona komersial. Sebagian lahan saat ini sudah dikembangkan menjadi arena pacuan kuda Jakarta Equestrian Park Pulomas untuk menunjang perhelatan Asian Games. "Zona komersial 100 ha itu akan kami kembangkan menjadi superblok. Kami akan bersinergi dengan BUMN dan BUMD untuk mengembangkan lahan itu. Kami akan tawarkan ke investor sehingga pengembangannya tidak membebani APBD. Kami akan cari pendanaan sendiri dan itu menjadi recurring income nantinya," jelas Dwi.

Di tahap pertama, Jakpro akan mengembangkan lahan seluas 2,5 ha yang terintegrasi ke stasiun LRT Jakarta. Hendra menambahkan, lahan itu akan dikembangkan menjadi proyek Pulomas Park View yang akan merangkum apartemen dan sarana komersial. Proyek berkonsep transit oriented development (TOD) ini akan dibangun dengan menggandeng BUMN.

Selain Pulomas, Jakpro akan mengembangkan proyek apartemen di Senopati tahun depan. Hanya saja, Dwi belum menjelaskan lebih rinci terkait rencana proyek itu.

Dalam mengembangkan bisnis properti, saat ini Jakpro fokus mengoptimalkan aset perusahaan yang sudah ada. Namun, Jakpro tidak akan berhenti di situ saja. Mereka juga akan terus melakukan penambahan lahan. "Kalau di Jakarta sudah tidak ada lahan, kami bisa cari lahan di luar Jakarta. Tidak jadi masalah BUMD Jakarta ekspansi ke daerah lain. Kemungkinan itu sedang kami diskusikan saat ini," kata Dwi.

Sepanjang semester I 2018, Jakpro mencatatkan laba bersih Rp 24,4 miliar atau meningkat 46% dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 16,7 miliar. Pertumbuhan laba bersih itu sejalan dengan peningkatan pendapatan usahanya yang meningkat 127% menjadi Rp 333,8 miliar dari sebelumnya Rp 262,7 miliar di semester I tahun lalu.            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×