kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi HTI tumbuh subur


Selasa, 13 Agustus 2013 / 08:20 WIB
Investasi HTI tumbuh subur
ILUSTRASI. Warga melihat layar pergerakan saham pada gawainya di Jakarta, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.


Reporter: Maria Elga Ratri, Fitri Nur Arifenie | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Investasi Hutan Tanaman Industri (HTI) mulai bergeliat. Pada semester pertama tahun ini, investasi sektor kehutanan meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. Merujuk kepada Data Kementrian Kehutanan (Kemhut), selama enam bulan pertama tahun ini, investasi di sektor HTI mencapai Rp 2,4 triliun atau naik 12,68% dari tahun lalu periode yang sama, yakni Rp 2,13 triliun.


"Kenaikan investasi dipicu oleh masuknya investasi baru sebelum inflasi (naik)," kata Hadi Daryanto, Sekretaris Jenderal Kemhut, kemarin.


Hadi menunjukkan angka, di pada kuartal kedua tahun ini tak ada pertumbuhan investasi HTI. Sampai Maret 2013, realisasi investasi HTI Rp 2,4 triliun. Sampai Juni, angka investasi HTI belum bergerak naik. Artinya, bisa jadi, investor melakukan investasi sebelum inflasi tinggi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak Juli. Maka, Hadi khawatir investasi di semester kedua tahun ini akan melambat.


Kendati demikian, Hadi optimis, tahun ini akan lebih tinggi ketimbang tahun lalu, karena perolehan investasi pada semester pertama tahun ini saja sudah melampui tahun lalu. Di 2012, total investasi HTI mencapai 2,35 triliun.


Selain faktor di dalam negeri, juga ada faktor eksternal yang berpengaruh, yaitu kondisi di Amerika Serikat (AS) dan China. "AS sedang memperpanjang tenor surat utang, suku bunga naik," kata Hadi. Dengan demikian investasi lebih mahal. Sementara itu di China, karena pertumbuhan ekonomi rendah, maka, negara tersebut akan mengurangi impornya sehingga ekspor produk kehutanan dari Indonesia ikut terkena imbasnya.


Izin HTI bertambah


Seiring dengan kenaikan investasi HTI, jumlah izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHKK) ikut melambung. Pada akhir tahun lalu, jumlah IUPHKK-HTI 238 unit. Sampai Juni, jumlah IUPHKK-HTI mencapai 317 unit. Artinya, dalam waktu enam bulan, ada 79 IUPHKK-HTI baru.


"Semester pertama tahun lalu, jumlah IUPHKK-HTI capai 247 unit," kata Hadi. Menyusutnya jumlah IUPHKK-HTI pada akhir tahun lalu karena ada beberapa izin yang dicabut oleh Kemhut karena tak segera merealisasikan investasi.


Luas areal lahan HTI ikut naik. Berdasarkan izinnya, per Juli 2013, luas areal lahan HTI mencapai 13,1 juta hektare (ha). Akhir tahun lalu, areal lahan HTI luasnya sekitar 9,8 juta ha.


Sayangnya, luas areal tanaman efektif masih belum menggembirakan. Dari luas areal berdasarkan IUPHKK-HTI, realiasi penanaman baru sekitar 60% atau sekitar 7,8 juta ha. Padahal, pemerintah menargetkan, luas areal tanaman HTI bisa mencapai 15 juta ha pada tahun 2014. Masih jauh dari target untuk tanaman efektif," kata Hadi.


Tak sependapat dengan Hadi, David, Dewan Pengurus Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) justru mengatakan sektor kehutanan masih belum ada perbaikan. David menyebutkan ada beberapa alasan sulitnya industri HTI tumbuh.


Pertama soal pengurusan perizinan yang memerlukan waktu dan biaya cukup besar. Faktor lainnya adalah harga jual produk HTI rendah sehingga tidak mencukupi untuk melakukan reinvestasi penanaman kembali. "Akibatnya banyak HTI yang stagnan," kata David. Kemudian pihak industri juga harus berhadapan dengan sulitnya pendanaan. Pasalnya, investasi sektor ini membutuhkan pendaan dalam jumlah besar.


Menjawab hal itu, Hadi bilang kepada pengusaha hutan tidak perlu khawatir. Jika kesulitan dengan permodalan, pengusaha hutan bisa meminjam dana di Badan Layanan Umum (BLU). "Sehingga tidak usah pinjam di pasar komersial," jelas Hadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×