kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab pendapatan Kioson Komersial Indonesia (KIOS) turun kuartal I 2019


Selasa, 11 Juni 2019 / 18:27 WIB
Ini penyebab pendapatan Kioson Komersial Indonesia (KIOS) turun kuartal I 2019


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) pada kuartal I 2019 mengalami penurunan pendapatan dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Pada kuartal I 2018 pendapatan KIOS sebesar Rp 658,31 miliar sementara periode yang sama tahun ini hanya menjadi Rp 593,93 miliar.

Di saat yang sama, KIOS mampu menekan beban pokok penjualan dari Rp 648,14 miliar di kuartal I 2018 menjadi Rp 581,19 miliar di kuartal I 2019.

Direktur Utama KIOS Doane Cahyadi mengatakan, salah satu penyebab penurunan pendapatan karena industri seluler mengalami tekanan. “Kinerja operator memberikan dampak sehingga kami kena imbas,” katanya pada Selasa (11/6).

Adapun penurunan beban kata Doane karena mengikuti volume transaksi yang terjadi pada kuartal I 2019. Karena pendapatan turun, maka beban KIOS juga mengalami penurunan. Alhasil di kuartal I 2019, KIOS hanya meraup laba bersih sebesar Rp 341,99 juta. Jumlah itu turun dibandingkan capaian di kuartal I 2018 sebesar Rp 2,38 miliar.

Tahun ini, KIOS menargetkan penjualan tumbuh 85%. “Diproyeksikan penjualan mencapai Rp 4,75 triliun tahun 2019 ini,” ujar Doane.

Ada lima strategi utama yang akan dilakukan perusahaan yakni penambahan jumlah mitra, menambah jumlah produk dan layanan, inovasi layanan konsumen di kanal luring dan daring, memperluas kerjasama pihak ketiga, dan improvisasi teknologi.

Untuk jumlah mitra, KIOS yang saat ini diperkirakan sudah mencapai 68.000 atau bertambah sekitar10.000 dibandingkan jumlah outlet di 2018 sebanyak 58.050. Targetnya di akhir tahun mitra KIOS bisa mencapai 70.000.

Umumnya, nilai investasi KIOS untuk menjalin kemitraan dengan ritel disebutnya sekitar Rp 500.000. Biaya itu termasuk biaya edukasi ke calon mitra dan biaya pendukung seperti printer struk pembayaran. Hitung-hitungan di atas kertas, dengan penambahan 12.000 mitra baru, maka nilai investasi untuk kemitraan di tahun ini sebesar Rp. 6 miliar.

Sementara untuk memperluas kerja sama dengan pihak ketiga, kata Doane, pihaknya dalam waktu dekat akan bekerja sama dengan dua perusahaan lagi. Sayangnya Doane belum mau membeberkan nama perusahaan yang akan diajaknya bekerja sama.

Adapun untuk pengembangan tekonologi berupa perangkat berat (hardware) tidak akan banyak dilakukan di tahun ini. Menurut Doane, saat ini teknologi yang dipakai masih layak dan belum perlu ditambah atau diperbarui. “Untuk belanja modalnya berapa saya tidak bisa ungkapkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×