kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,79   -11,72   -1.25%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini 3 isu transportasi udara memasuki masa pemulihan pada Juli 2020


Selasa, 23 Juni 2020 / 16:05 WIB
Ini 3 isu transportasi udara memasuki masa pemulihan pada Juli 2020
ILUSTRASI. JAKARTA,24/04-MENGGUNAKAN HAZMAT. Calon penumpang menggunakan pakaian hazmat (pelindung diri) menuju ruang tunggu penerbangan terakhir diTerminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (24/04). PT Angkasa Pura II (Persero) memastikan Bandara Internasi


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Angkasa Pura II mencatat saat ini sejumlah maskapai penerbangan berjadwal sudah beroperasi seluruhnya di bandara-bandara perseroan. Kolaborasi dengan maskapai dinilai menjadi langkah penting untuk memasuki masa pemulihan pada Juli 2020.

Maskapai yang sudah beroperasi tersebut antara lain, Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, Sriwijaya Air, NAM Air, Wings Air, AirAsia Indonesia, Trigana Air, Airfast hingga Susi Air.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awwaludin menjelaskan, saat ini ada tiga isu yang harus diselesaikan oleh stakeholder transportasi udara, yaitu terkait slot time penerbangan, rute penerbangan dan frekuensi penerbangan di dalam satu rute. Selama pandemi ini, operator bandara akan memaksimalkan slot time penerbangan di bandara.

Slot time penerbangan harus dimaksimalkan, lalu rute penerbangan harus kembali diaktifkan, dan frekuensi penerbangan di rute yang sudah aktif harus ditingkatkan dari yang ada sekarang,” jelas Awwaludin melalui keterangan resmi, Selasa (23/6).

Baca Juga: Hadapi Covid-19, AP II terapkan konsep berbasis teknologi di Bandara Soekarno-Hatta

AP II mengharapkan sebaran slot time penerbangan lebih merata sehingga komunikasi akan dilakukan dengan maskapai agar tidak ada lagi saling mengajukan penerbangan hanya di jam-jam tertentu. Hal itu supaya banyak alternatif pilihan jam penerbangan bagi para pengguna jasa. Selain itu pihaknya juga akan membahas bersama dengan maskapai agar rute-rute yang saat ini belum aktif bisa kembali dibuka.

“Kami akan bersama-sama membahas hal tersebut melihat rute-rute destinasi yang menjadi kebutuhan dan peluang. Selain itu, Frekuensi penerbangan di rute-rute yang sudah aktif juga akan dibahas untuk ditingkatkan kembali,” katanya.

Awwaludin berpendapat bahwa, kendala saat ini adalah masyarakat sulit melakukan perjalanan antara lain karena rutenya tidak ada dan frekuensi penerbangan sedikit misalnya di satu rute hanya ada 1-2 kali penerbangan per hari.

"Kepercayaan masyarakat juga ditumbuhkan dengan dipatuhinya prosedur yang mengedepankan kesehatan, keselamatan dan keamanan penerbangan," pungkas Awwaludin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×