kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi produsen China naik ke level tertinggi


Selasa, 10 Juli 2018 / 17:26 WIB
Inflasi produsen China naik ke level tertinggi
ILUSTRASI. Wanita berjalan melewati markas besar PBOC di Beijing


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Inflasi produsen China mencapai level tertinggi dalam enam bulan pada bulan Juni karena harga komoditas yang terus terangkat. Kenaikan inflasi produsen ini mengancam eksportir China di tengah ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Mengutip Reuters, Selasa (10/7) data statistik resmi pemerintah China juga menyebutkan inflasi konsumen tahunan juga naik karena harga makanan naik lebih cepat. Tapi tekanan harga eceran tetap rendah, memungkinkan bank sentral untuk tetap lebih fokus pada cara-cara untuk mendukung ekonomi.

AS dan China saling menjatuhkan tarif senilai US$ 34 miliar dari barang satu sama lain pekan lalu. Hal ini memicu kekhawatiran pertempuran berkepanjangan yang akan melukai investasi dan pertumbuhan global, merusak ekspor pertanian AS dan berpotensi menaikkan harga pangan di China.

Indeks harga produsen, yang merupakan ukuran profitabilitas industri, naik 4,7% lebih kuat dari perkiraan pada Juni dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan kenaikan 4,1% pada Mei, menurut biro statistik nasional China.

Inflasi produsen China naik dalam tiga bulan berturut-turut. Sebelumnya, inflasi produsen turun pada akhir 2017. Meskipun pertumbuhan bulan ke bulan merosot menjadi 0,3% pada Juni.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, inflasi produsen Juni akan mencapai 4,5%, didukung oleh pemulihan baru-baru ini di harga komoditas global.

Kenaikan harga Juni didorong oleh peningkatan produksi minyak dan gas, penambangan batubara, logam dan pengolahan bahan kimia dan sektor manufaktur. Dengan harga minyak naik, China pada hari Senin (9/7) menaikkan harga bensin ritel. Kenaikan ini adalah kenaikan harga terbesar sejak Desember 2016.

"Tidak seperti tahun lalu yang penyebab kenaikan PPI-nya lebih luas, pendorong tahun ini terutama karena kenaikan harga minyak, jadi kurang menguntungkan bagi laba korporasi," kata Julian Evans-Pritchard, Ekonom Senior China di Capital Economics, dilansir dari Reuters, Selasa (10/7).

Indeks harga konsumen naik 1,9% pada Juni dari tahun sebelumnya, sejalan dengan ekspektasi kenaikan dari bulan Mei yang ada di 1,8%. Secara bulanan, indeks harga konsumen China turun 0,1%.

Indeks harga konsumen inti yang mengecualikan harga volatile food dan energi stagnan pada 1,9%. Indeks harga pangan naik 0,3% dibandingkan dengan Juni tahun lalu. Bulan Mei, indeks harga pangan hanya naik 0,1%.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×